Shenzhen, China (ANTARA) - Shenzhen bukan lagi sekadar nama dalam peta. Kota ini menjadi fenomena dan bukti nyata transformasi ekonomi paling spektakuler di abad modern.
Dari sebuah desa nelayan sederhana, Shenzhen melesat menjadi raksasa teknologi global, bahkan melampaui tetangganya, Hong Kong.
Sebuah kunjungan baru-baru ini yang diatur oleh Kedutaan Besar China di Indonesia membuka mata terhadap perubahan kota yang dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit itu yang mengingatkan kepada kawasan Sudirman maupun SCBD di Jakarta.
Kunjungan pada Rabu (15/10) ini memberikan kesempatan untuk melihat langsung betapa metropolisnya Kota Shenzhen yang sering kali dijuluki "Silikon Valley"-nya China.
Shenzhen adalah rumah bagi sebagian besar raksasa teknologi global China dan ribuan startup yang haus inovasi, seperti Tencent (pengembang WeChat dan salah satu perusahaan game terbesar di dunia) berkantor pusat di kota itu.
Demikian pula Huawei (raksasa telekomunikasi dan perangkat keras), DJI (pemimpin global dalam drone), BYD (pemain utama mobil listrik dan baterai), dan SenseTime (pionir dalam kecerdasan buatan).
Konsentrasi perusahaan-perusahaan besar itu menarik talenta terbaik dan modal ventura dari seluruh dunia, menciptakan ruang tumbuh bagi lahirnya startup-startup baru.
Kesan pertama yang terasa begitu keluar dari bandara adalah panas menyengat, seperti Jakarta pada saat musim kemarau.
Terletak di pesisir selatan, Shenzhen diselimuti oleh iklim laut subtropis yang membuatnya lembap dan hangat. Begitu seseorang melangkah keluar dari kesejukan gedung ber-AC, selimut udara lembab yang hangat langsung menyergap.
Matahari menyinari kota itu dengan intensitas tinggi, memantul dari kaca dan baja pencakar langit di sudut-sudut kota. Suhu sering kali mencapai puncaknya di siang hari, memaksa para pejalan kaki untuk berjalan cepat.
Udara terasa pekat, dan keringat dengan mudah membasahi kemeja, menjadi bukti nyata dari iklim lembab kota itu. Meskipun panas menyengat pada siang hari, Shenzhen adalah sebuah kota modern yang tertata rapi, di mana hijaunya taman yang terpelihara berpadu dengan kilau kaca dan baja gedung-gedung pencakar langit.

Fakta yang mencolok adalah kebersihannya, tidak ada sampah yang berserakan atau bau tak sedap. Hal itu bisa terjadi dikarenakan sistem drainase dan pengelolaan sampah yang canggih, sebagian besar terletak di bawah tanah.
Kota tersebut juga memiliki jalan yang lebar serta trotoar yang luas. Trotoar tersebut dirancang untuk membentuk ruang bersama yang aman bagi pejalan kaki, pesepeda, dan pengguna skuter listrik, sekaligus ramah bagi penyandang disabilitas.
Di ruas jalan, wajah kota masa depan sudah hadir. Aliran kendaraan listrik, dari Tesla hingga merek-merek lokal, seperti BYD yang mendominasi.
Hal yang lebih menarik adalah mobil mewah Eropa, seperti Porsche dan BMW berbagi jalan dengan "Alphard", yang di banyak negara adalah simbol kemewahan, tetapi di sini justru bisa berfungsi sebagai taksi atau kendaraan sewa yang umum.
Posisi strategis Shenzhen dengan pelabuhan besar yang menghadap ke Hong Kong adalah mesin pendorong utamanya.
Kemudahan logistik inilah yang memungkinkan kota ini menjadi hub manufaktur dan ekspor global, menarik raksasa-raksasa teknologi dunia untuk mendirikan pabrik dan kantor pusat di kota itu.
Laporan Pemerintah Kota Shenzhen menyatakan bahwa pada 2024, PDB Shenzhen mencapai 3,68 triliun Yuan (510 miliar dolar AS), tumbuh 5,8 persen secara tahun-ke-tahun, menempatkannya di antara kota-kota besar dan menengah terdepan di Tiongkok.
Pada 2024, nilai tambah industri tumbuh 9,7 persen secara tahun-ke-tahun, mencatatkan level tertinggi dalam 13 tahun terakhir. Selama tiga tahun berturut-turut, Shenzhen telah menduduki peringkat pertama secara nasional untuk total output industri di atas ukuran tertentu dan output industri nilai tambah di antara semua kota.
Pada 2024, total impor dan ekspor barangnya mencapai 4,5 triliun yuan, tumbuh 16,4 persen secara tahun-ke-tahun, dan menempati peringkat pertama di antara semua kota di Tiongkok.
Produksi kendaraan listrik di kota tersebut meningkat 69,2 persen secara tahun-ke-tahun, menyumbang 22,3 persen dari total nasional. Total produksi kendaraan kota tersebut menduduki puncak tertinggi di Tiongkok pada 2024.
Selain itu, Shenzhen menjadi kota pertama di dunia yang memiliki lebih banyak stasiun pengisian cepat kendaraan listrik dibandingkan stasiun pengisian bahan bakar tradisional.
Potret perubahan Shenzhen dari masa ke masa, terutama saat era reformasi dan keterbukaan dapat dilihat saat menjelajahi Museum Seni Kontemporer dan Perencanaan Kota Shenzhen yang berdiri sebagai simbol kuat dari masa lalu dan masa depannya.
Begitu melangkah masuk, pengunjung akan terpana oleh desain bangunan yang futuristik. Struktur berwarna perak yang terlihat melayang di dalamnya, menaungi sebuah kafe dan ruang baca.
Pemandu Museum Wang Sijia menyampaikan tentang transformasi Shenzhen dan Guangdong selama 40 tahun melalui reformasi dan keterbukaan yang tampak dari berbagai foto-foto, patung maupun diorama yang dipajang di museum tersebut.
Salah satu yang menarik terdapat patung banteng berwarna hitam dengan dua tanduk yang qqqqqq.
Wang Sijia mengatakan bawah patung banteng tersebut menggambarkan semangat dan kekuatan. Simbol semangat yang digambarkan banteng tersebut mendorong Shenzhen menjadi kota metropolitan yang dilengkapi dengan teknologi canggih.
Di bangunan futuristik tersebut, terdapat diorama Deng Xiaoping yang berfokus pada perannya dalam menjadikan Shenzhen sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, yang secara drastis mengubah Shenzhen menjadi pusat industri dan ekonomi modern.
Foto-foto bersejarah maupun diorama yang dipajang di Museum Seni Kontemporer dan Perencanaan Kota Shenzhen juga menyoroti peran Deng Xiaoping dalam reformasi ekonomi dan keterbukaan China.
Melihat foto-foto bersejarah yang menggambarkan kisah dari sebuah desa nelayan menjadi kota metropolitan modern dalam waktu kurang dari 40 tahun, dapat memberikan pemahaman mendalam tentang tekad besar yang dibutuhkan untuk membangun sebuah kota metropolitan hanya dalam empat dekade.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.