Washington (ANTARA) - Amerika Serikat sedang berupaya agar tidak lagi melakukan impor uranium dari Rusia, tetapi belum siap untuk menghentikan pembelian tersebut, kata Menteri Energi AS Chris Wright pada Senin.
Pekan lalu, Wright mengakui bahwa Amerika Serikat dan sekutunya perlu menghentikan impor bahan bakar nuklir Rusia, termasuk uranium yang diperkaya, tetapi akan membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun untuk sepenuhnya meninggalkan impor tersebut.
"Kami sedang bergerak menuju titik, tetapi kami belum sampai di sana, untuk tidak lagi menggunakan uranium yang diperkaya Rusia," ujar Wright kepada Bloomberg di sela-sela Konferensi Umum Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Lebih lanjut, Washington berharap dapat melihat pertumbuhan konsumsi uranium domestik baik dari reaktor berukuran besar maupun reaktor modular kecil.
"Ukuran cadangan yang tepat itu akan bertambah seiring waktu. Kita membutuhkan banyak uranium domestik dan kapasitas pengayaan," papar Wright.
Baca juga: Balas sanksi AS, Rusia pertimbangkan larangan ekspor uranium, titanium
Sebelumnya pada akhir Mei, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif, yang menetapkan peluncuran proyek konstruksi untuk 10 reaktor nuklir besar baru dalam waktu lima tahun.
Trump juga menandatangani beberapa perintah eksekutif lainnya yang bertujuan untuk mencabut pembatasan dan menyederhanakan peraturan guna merevitalisasi industri nuklir di Amerika Serikat, termasuk mereformasi Komisi Pengaturan Nuklir serta mempercepat proses pengaturan yang terkait dengan pengujian reaktor nuklir.
Salah satu perintah eksekutif tersebut menetapkan peluncuran program percontohan yang bertujuan untuk mengoperasikan tiga reaktor nuklir eksperimental pada 4 Juli 2026.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: AS larang impor uranium Rusia, sisakan celah karena penurunan industri
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.