Menag soroti potensi dana umat yang belum tergarap optimal

1 hour ago 3

Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyoroti potensi dan proses pengumpulan dana umat seperti zakat, infak, hingga sedekah yang dinilainya belum tergarap optimal, yang disampaikannya saat membuka 9th ICONZ International Conference of Zakat di UIN Jakarta.

Menag mengungkapkan bahwa potensi dana umat yang dapat dihimpun mencapai Rp500 triliun per tahun jika ekosistem filantropi Islam dikelola secara profesional.

“Kita punya potensi mengumpulkan dana Rp1.200 triliun per tahun. Asumsikanlah 50 persen saja, tidak usah 100 persen. Berarti kita bisa mengumpulkan Rp500 triliun dana umat per tahun,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar, Rabu.

Menag menjelaskan pemetaan potensi zakat yang selama ini belum tergarap optimal. Nilai zakat yang selama ini terkumpul juga masih jauh dari potensi riil. Menurutnya, optimalisasi penghimpunan harus dilakukan secara profesional dan terukur.

“Zakat itu belum profesional. Per tahun kita bisa kumpulkan Rp180 triliun. Hal-hal kecil bagi kita, tetapi kalau itu dikumpulkan, di organisasi-organisasi, juga dengan kurban, kita bisa mengumpulkan anggaran Rp20 triliun,” ujar Menag.

Menag juga mengungkapkan potensi besar dari fidyah yang selama ini belum terstruktur pengelolaannya. Menurutnya, jumlah umat yang membutuhkan fidyah cukup besar sehingga nilai ekonomi yang muncul juga signifikan.

Baca juga: Baznas RI optimalkan modernisasi dan digitalisasi tata kelola zakat

“Lebih dari 10 persen orang-orang muslim di Indonesia tidak bisa berpuasa. Dan kalau mereka tidak bisa berpuasa, harus ada fidyah. Jika kita mengumpulkan uang dari fidyah, kita bisa mengumpulkan uang lebih dari Rp2,7 triliun sampai Rp3 triliun,” kata dia.

“Dana-dana yang dikumpulkan dari umat itu sendiri mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan. Tidak perlu menggunakan uang pajak untuk membebaskan kemiskinan. Biarkanlah uang umat itu sendiri yang membebaskan kemiskinan mereka,” ujarnya menambahkan.

​Ketua Baznas RI Noor Achmad menambahkan ICONZ ke-9 memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan zakat global.

Baznas, kata dia, berkomitmen menjadikan zakat sebagai kekuatan perubahan sosial, baik domestik maupun internasional, dengan fokus pada pengangkatan kesejahteraan fakir miskin.

Sementara itu, ​Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Saepudin Jahar menyambut baik kolaborasi strategis dengan Baznas dan Kementerian Agama. Ia menyoroti peran institusi pendidikan tinggi dalam menyediakan landasan akademik dan riset yang mendorong inovasi dalam filantropi Islam.

Baca juga: Menag: LPDU akan bangkitkan potensi besar dana umat

Baca juga: Menag akan bentuk lembaga pengelolaan dana umat

​Asep menekankan konferensi ini menjadi wadah bagi akademisi dari 14 negara untuk membahas isu-isu strategis, mulai dari tata kelola zakat dunia, integrasi kebijakan sosial, hingga implementasi teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (AI) dalam sistem filantropi.

"UIN Jakarta bangga menjadi tuan rumah bagi forum akademik dan filantropi internasional ini. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen perguruan tinggi untuk memastikan bahwa dana umat dikelola berdasarkan kajian ilmiah yang kuat demi kesejahteraan bersama," ujar Asep.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |