Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi XIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Willy Aditya berharap anak muda dapat menyampaikan aspirasi berbasis ilmiah, bukan hanya dengan pendekatan empiris atau berdasarkan pengalaman.
Pasalnya, kata dia, aspirasi merupakan sebuah kebutuhan, namun tidak selalu merupakan kebenaran.
"Jadi, tidak empiris, tapi scientific approach. Saya sebagai aktivis '98, Ketua Dewan Mahasiswa UGM, penyesalan saya yang paling fundamental adalah bertindak empiris, seolah-olah semua yang baru dibuat itu salah," kata Willy dalam acara penyampaian aspirasi orang muda pada Festival HAM 2025 di Jakarta, Sabtu.
Maka dari itu, dia mempersilakan generasi muda agar terus menyampaikan aspirasi mereka terhadap pemerintah maupun parlemen, bahkan mengubah kebijakan di masa depan, namun dengan berbasis ilmiah.
Dia menuturkan demokrasi memiliki dua kaki, yakni representasi dan pelembagaan. Representasi demokrasi di Indonesia dilihat melalui partai politik dan pemilihan.
Dengan demikian, dia menekankan partai politik merupakan hal yang penting dalam sistem demokrasi, namun kelangsungannya tetap bergantung pada generasi penerus.
"It's depend on you, mau bubarkan, terserah kalian. Tapi hasilnya ingat, ini bukan suatu hal yang hanya kemarahan semata-mata, bukan hanya berbicara kemarahan, tapi scientific approach, tidak empiricism," ungkap Willy.
Dalam keputusan di parlemen, dia pun mengaku kerap berjuang agar setiap kebijakan dapat dibuat dan diterbitkan dengan berbasis riset, sehingga tidak hanya berdasarkan emosional semata.
Setidaknya, dia berupaya mendorong agar kebijakan yang diterbitkan oleh parlemen berdasarkan 10 persen riset.
"Karena sebuah kebenaran pada hari ini, belum tentu pada 20 tahun yang akan datang tetap menjadi kebenaran," tutur Willy.
Kendati demikian, dia menegaskan pihaknya berdiri pada posisi yang sama dengan anak-anak muda, dan tidak ingin saling bermusuhan.
Dengan begitu, dia pun berharap seluruh anggota DPR di parlemen tidak disamaratakan, terutama jika salah satu anggotanya dirasa kurang mengemban amanah masyarakat.
"Saya sama dengan kalian, kita satu frekuensi. We work hand in hand for the better future, for our democracy," ucap ketua komisi DPR yang membidangi reformasi hukum dan HAM tersebut.
Baca juga: Komisi XIII DPR setujui RUU ekstradisi RI-Rusia dibawa ke paripurna
Baca juga: Komisi XIII harap pengamanan di Gedung DPR tak ganggu aktivitas publik
Baca juga: Komisi XIII DPR: ruang demonstrasi DPR ide positif tapi perlu dikaji
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.