Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menerima laporan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengenai temuan produk pangan asal Indonesia yang terpapar zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137).
Dua jenis produk yang dilaporkan terkontaminasi adalah udang dan cengkeh. Temuan ini pun menimbulkan kekhawatiran karena berkaitan langsung dengan keamanan pangan yang dikonsumsi sehari-hari.
Paparan zat radioaktif pada produk pangan bukan hal yang mudah dikenali secara kasat mata. Namun, dampaknya terhadap kesehatan sangat serius dan dapat menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh manusia.
Baca juga: Kemenperin siapkan regulasi baru wajib lapor radiasi untuk industri
Mengapa produk pangan bisa terpapar radioaktif?
Atom yang memiliki sifat tidak stabil akan berusaha mencapai kestabilan dengan melepaskan energi dalam bentuk radiasi. Proses ini yang disebut radioaktif.
Zat radioaktif seperti Cesium-137 umumnya berasal dari limbah nuklir, kecelakaan reaktor, atau kegiatan industri tertentu.
Selain itu, terdapat zat radioaktif lain seperti Iodium-131 dan Strontium-90 yang juga berpotensi mencemari lingkungan.
Zat-zat tersebut dapat menyebar melalui udara, air, dan tanah, yang kemudian masuk ke dalam rantai makanan.
Kemudian, hewan dan tumbuhan yang hidup di lingkungan terkontaminasi akan menyerap zat radioaktif tersebut. Ketika dikonsumsi manusia, paparan radiasi pun berpindah ke dalam tubuh.
Sebagai contoh, jika zat radioaktif mengalir ke sungai, danau, atau laut, maka biota air seperti ikan, udang, dan kerang berisiko tinggi terpapar radioaktif.
Zat berbahaya ini akan terserap ke dalam jaringan tubuh hewan tersebut, sehingga ketika dikonsumsi manusia, kandungan radioaktif ikut masuk ke tubuh.
Pencemaran produk pangan oleh zat radioaktif tidak hanya terjadi di alam, tetapi juga bisa muncul pada tahap pengolahan atau distribusi.
Kontaminasi dapat terjadi jika peralatan produksi atau wadah pengangkut yang digunakan sebelumnya telah terpapar bahan radioaktif.
Namun, tidak semua produk pangan dapat terpapar zat radioaktif. Makanan yang dikemas dengan kaleng atau plastik dan tersegel, umumnya akan terlindungi dan aman dari paparan zat bahaya ini.
Baca juga: Masuk penyidikan, KLH sebut kelalaian perusahaan faktor cemaran Cs-137
Dampak kesehatan akibat mengonsumsi produk yang terpapar radioaktif
Efek kesehatan akibat mengonsumsi makanan yang mengandung radioaktif dapat berbeda-beda, tergantung jenis dan kadar paparan zat yang masuk ke tubuh.
Namun secara umum, berikut beberapa dampak buruk yang dapat ditimbulkan:
1. Menurunnya sistem kekebalan tubuh
Paparan radiasi dapat melemahkan sistem imun, yang kemudian akan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
2. Kerusakan sel, jaringan, dan organ
Radiasi mengionisasi molekul di dalam sel, yang dapat memicu mutasi genetik atau kematian sel. Kondisi ini berpotensi mengganggu fungsi organ vital seperti ginjal dan hati.
3. Masalah reproduksi dan genetik
Paparan zat radioaktif bisa merusak DNA pada sel sperma maupun ovum. Akibatnya, dapat terjadi risiko cacat lahir, infertilitas, atau gangguan genetik pada keturunan.
Baca juga: Mensos: Kebutuhan warga terdampak radioaktif di Serang akan dipenuhi
4. Gangguan sistem pencernaan
Jika radioaktif masuk melalui makanan, organ pencernaan seperti lambung dan usus dapat mengalami peradangan, mual, muntah, hingga gangguan berat lainnya.
5. Risiko kanker
Apabila mengonsumsi pangan yang terkontaminasi, zat yang masuk seperti Cesium-137 dan Iodium-131, akan menumpuk di jaringan tubuh dan memicu pertumbuhan sel abnormal.
Dalam jangka panjang, kondisi ini juga dapat menyebabkan kanker tiroid, kanker tulang, maupun leukemia.
Selain itu, gejala umum yang mungkin timbul pada seseorang yang mengonsumsi makanan terpapar radioaktif meliputi mual, muntah, kelelahan ekstrem, rambut rontok berlebihan.
Lalu, mengalami luka yang sulit sembuh, penurunan berat badan drastis, hingga perubahan warna kulit dan gangguan tiroid. Dalam kasus paparan tinggi, kondisi ini bahkan dapat berujung pada koma atau kematian.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil pengujian, udang yang dilaporkan FDA mengandung Cesium-137 sebesar 68,48 Bq/kg ± 8,25 Bq/kg. Angka ini jauh di bawah batas aman yang ditetapkan, yakni 1.200 Bq/kg.
Baca juga: BPOM lakukan evaluasi cegah komoditas terpapar radioaktif dikonsumsi
Baca juga: KLH: Dekontaminasi area terpapar CS-137 ditargetkan rampung Desember
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.