Pentingnya penerapan disiplin positif untuk tumbuh kembang siswa

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia Kasandra Putranto menjelaskan pentingnya penerapan disiplin positif yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang para siswa di sekolah.

"Inti dari disiplin positif adalah bagaimana membuat anak belajar dari kesalahan dan mengubah perilaku , bukan sekadar rasa takut dan jera secara sementara," kata Kasandra kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Kasandra menambahkan pendekatan disiplin positif diberikan dengan tujuan untuk mengajarkan anak menjadi bertanggung jawab dan mampu mengendalikan diri, membangun hubungan saling menghargai antara guru dan peserta didik, serta menumbuhkan motivasi intrinsik untuk berperilaku baik, bukan karena takut hukuman.

Disiplin positif tidak meniadakan konsekuensi, tetapi mengubahnya menjadi konsekuensi logis dan edukatif.

Ia melanjutkan, agar dapat diterima oleh peserta didik termasuk mereka yang sering melanggar aturan, pendekatan ini harus dijalankan dengan empat prinsip utama yaitu dibangunnya hubungan emosional yang aman.

Pada prinsip pertama ini, anak harus merasa aman dan dihargai terlebih dahulu dan guru perlu membangun kepercayaan agar koreksi tidak dianggap sebagai serangan.

Prinsip berikutnya yakni disiplin positif tetap memerlukan aturan yang tegas dan konsisten. Anak akan menerima konsekuensi lebih baik jika merasa aturan yang diterapkan adil untuk semua, dimana gaya asuh dan disiplin yang otoritatif (tegas namun hangat) menghasilkan perilaku paling adaptif pada anak.

Baca juga: DPR ingatkan penegakan disiplin pada siswa harus bersifat mendidik

Setelah melakukan pelanggaran, anak diajak menganalisis dan memperbaiki perilakunya, bukan hanya menerima sanksi. Contoh praktik yang ia maksud seperti menulis refleksi perilaku dan melakukan dialog restoratif.

"Pendekatan pemulihan ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan empati lebih dibandingkan hukuman tradisional," ucap dia.

Kemudian pada prinsip terakhir ia menekankan jera bukan berarti takut tetapi menyadari dampak perilakunya dan belajar meningkat. Ketika anak dilibatkan secara aktif dalam proses disiplin, perubahan perilaku lebih bertahan lama dibandingkan hukuman fisik atau verbal.

Kasandra menyarankan guru yang ingin memberikan tindak pendisiplinan menggunakan pendekatan yang sehat. Misalnya, menggunakan metode komunikasi asertif dimana menegur siswa dengan kata-kata yang tegas dan tidak membatasi, melakukan konseling dan refleksi dengan cara mengajak anak memahami dampak perbuatan serta cara memperbaikinya.

Guru juga dapat memberikan penguatan positif melalui pemberian penghargaan atau pujian atas perilaku baik yang telah siswa lakukan.

Cara berikutnya yang ia berikan yakni melalui pendekatan restoratif, yakni melibatkan anak untuk memperbaiki kesalahan secara konstruktif, misalnya meminta maaf atau membantu memperbaiki akibat perbuatannya.

"Tekanan pentingnya pola asuh otoritatif atau disiplin, yaitu kombinasi antara ketegasan dan kehangatan. Anak tetap diarahkan dengan batasan yang jelas, namun disertai penjelasan dan empati," kata dia.

Baca juga: Psikolog sebut sekolah perlu pastikan pendisiplinan pada siswa adil

Baca juga: PGRI Lebak minta SMAN 1 Cimarga kembali menata pendidikan harmonis

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |