Surabaya (ANTARA) - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI Maruarar Sirait mengapresiasi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi atas kesigapan dalam berkolaborasi dan menyiapkan data program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
"Untuk Kota Surabaya, kami melakukan kerja sama dengan Pak Eri Cahyadi. Saya senang karena mendapatkan respons cepat dengan menyiapkan lahan-lahan yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya. Nanti kita persiapkan seminggu ini skema lahan, skema pembiayaan, skema hukum, kemudian skema teknis dan juga penghunian," ujarnya di sela melakukan kunjungan kerja di Kelurahan Mojo, Surabaya, Kamis.
Dalam kunjungan itu, dirinya secara langsung mengecek kondisi rumah Desi Novitasari yang berukuran tiga kali tiga meter yang dihuni empat orang tanpa kamar mandi dan ventilasi memadai.
"Saya dibawa ke dua tempat yang saya cek langsung dua-duanya tepat sasaran. Karena memang sangat kecil, sangat perlu diperbaiki dan mudah-mudahan Ibu nanti program ini adalah membuat yang tidak layak huni jadi layak huni," katanya.
Rumah Desi Novitasari rencananya mulai direnovasi pada 27 Oktober melalui program BSPS. Selain rumah Desi Novitasari, BSPS di Kota Surabaya dialokasikan untuk 187 unit rumah, yang mana 64 unit di antaranya merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Sosial (Kemensos).
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyambut baik apresiasi dan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat. Ia mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi Surabaya, di mana terdapat sekitar 8.000 lebih rumah tidak layak huni (RTLH) yang mustahil diselesaikan hanya dengan APBD.
"Alhamdulillah. Karena di Surabaya ini ada sekitar 8.000 lebih rumah tidak layak huni. Kalau menggunakan APBD sendiri tidak mampu. Sehingga waktu saya sampaikan ke Pak Menteri di Jakarta, Pak Menteri akhirnya memberikan bantuan ini dan bahkan tahun depan ditargetkan 200 rumah untuk dua kawasan di Kota Surabaya," katanya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.