Beijing, (ANTARA/PRNewswire)- Senin lalu, Tiongkok menggelar "Global Leaders' Meeting on Women" yang membahas hak-hak perempuan dan pemberdayaan perempuan. CGTN menerbitkan artikel tentang pencapaian Tiongkok dalam memajukan kesetaraan gender sejak Konferensi Beijing pada 1995, serta peran Tiongkok dalam memperkuat kerja sama global dalam bidang pemberdayaan perempuan.
Tahun ini merupakan momen perayaan 30 tahun Konferensi Perempuan Beijing yang melahirkan Deklarasi dan Platform Aksi Beijing sebagai tonggak bersejarah dalam pemberdayaan perempuan. Ajang Global Leaders' Meeting on Women, berlangsung Senin lalu, ingin terus memperjuangkan pemberdayaan perempuan di dunia.
Dalam sambutannya, Presiden Tiongkok Xi Jinping menegaskan peran penting perempuan dalam kemajuan sosial. Dia juga mengusulkan empat langkah penting agar komunitas internasional terus memperkuat kesetaraan gender, melindungi hak-hak perempuan, serta melaksanakan pemberdayaan menyeluruh.
Xi mendorong semua negara menciptakan lingkungan yang damai dan stabil untuk pemberdayaan perempuan, memperkuat mekanisme pencegahan kekerasan terhadap perempuan, menggagas motor pembangunan baru yang mendukung pemberdayaan perempuan, serta membenahi tata kelola global yang memperluas partisipasi perempuan dalam pemerintahan dan masyarakat.
Xi juga mengimbau kerja sama global yang lebih erat dengan mendukung peran sentral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta membentuk platform kerja sama internasional untuk memajukan pemberdayaan perempuan di seluruh dunia.
Tiongkok membuat perkembangan penting dalam pemberdayaan perempuan
Di ajang yang berlangsung Senin lalu, Tiongkok terus membuat perkembangan luar biasa dalam pemberdayaan perempuan.
Sejak 2013, program pengentasan kemiskinan yang terarah telah membantu jutaan perempuan keluar dari garis kemiskinan. Kini, sekitar 690 juta perempuan memiliki standar hidup yang lebih sejahtera.
Saat ini, kaum perempuan berkontribusi lebih dari setengah jumlah mahasiswa dan lebih dari 40 persen tenaga kerja. Kaum perempuan juga mengisi 45,8% profesi sains, sedangkan lebih dari setengah pelaku wirausaha digital juga berasal dari kaum perempuan. Lebih lagi, 42,3% hakim di seluruh Tiongkok merupakan kaum perempuan. Tren tersebut mencerminkan peran perempuan yang kian meningkat dalam bidang profesional dan kepemimpinan.
Kesehatan dan kesejahteraan perempuan pun meningkat pesat. Usia harapan hidup perempuan kini melampaui 80 tahun, sedangkan angka kematian ibu menurun 77% sejak 1995 hingga 2024. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan mengakui Tiongkok sebagai salah satu negara dengan kinerja terbaik dalam bidang kesehatan ibu dan anak.
"Menuju modernisasi Tiongkok, setiap perempuan kini menjadi pelaku utama," ujar Xi dalam sambutannya di ajang tersebut.
Tiongkok mendorong pemberdayaan perempuan di dunia
Selain pencapaian di dalam negeri, Tiongkok juga aktif meningkatkan pemberdayaan perempuan di tingkat global, terutama di negara-negara berkembang.
Sejak 2015, Tiongkok telah menyumbangkan USD 20 juta kepada UN Women, ikut mendirikan UNESCO Prize for Girls' and Women's Education, serta meluncurkan berbagai proyek pendidikan digital, kesehatan, dan pelatihan keterampilan untuk kaum perempuan di Afrika. UNESCO Prize for Girls' and Women's Education telah mendukung 18 organisasi di 18 negara, serta membantu ribuan perempuan mengejar cita-citanya.
Melalui lebih dari 100 program kesehatan ibu dan anak, 100 inisiatif "Happy School", serta berbagai proyek perumahan, infrastruktur, dan pelatihan, Tiongkok turut meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan perempuan di negara-negara berkembang (Global South).
Melalui Dana Pembangunan Global dan Kerja sama Selatan-Selatan (GDF), Tiongkok telah melaksanakan proyek yang berfokus pada perempuan senilai USD 40 juta di lebih dari 20 negara. Dalam bidang pelatihan dan pengembangan kapasitas, program-program ini telah memberdayakan lebih dari 200.000 perempuan di 180 negara, serta mendirikan Global Exchange and Cooperation Center for Digital Empowerment of Women yang memperluas kesempatan bagi kaum perempuan di seluruh dunia.
Di ajang yang berlangsung pada Senin lalu, Xi juga mengumumkan komitmen baru untuk lima tahun ke depan: Tiongkok akan menyumbangkan USD 10 juta untuk UN Women dan USD 100 juta untuk GDF, mendukung 1.000 proyek kecil untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan, mengundang 50.000 perempuan ke Tiongkok untuk mengikuti program pertukaran dan pelatihan, serta mendirikan pusat global untuk pengembangan kapasitas perempuan.
Dengan komitmen baru dan kerja sama yang semakin erat, Global Leaders' Meeting on Women diharapkan menjadi momen penting menuju dunia yang lebih inklusif dan setara bagi seluruh perempuan.
SOURCE CGTN
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.