BPVP perkuat keterampilan kerja terkait transisi energi di Kaltim

3 hours ago 2

Samarinda (ANTARA) - Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda memperkuat berbagai keterampilan kerja untuk menyambut era transisi energi di Kalimantan Timur (Kaltim) melalui kurikulum berbasis kebutuhan industri.

"Prinsip utama lembaga pelatihan vokasi adalah memastikan serapan industri ada terlebih dahulu sebelum program pelatihan dibuka," kata Kepala BPVP Samarinda Eka Cahyana Adi, di Samarinda, Kamis.

Menurut dia, pelatihan vokasi mengikuti seiring munculnya kebutuhan industri yang berkaitan dengan pekerjaan ramah lingkungan atau green job.

Saat ini BPVP telah menyiapkan beberapa program pelatihan yang ada dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Salah satu contohnya adalah pelatihan pertanian cerdas yang kurikulumnya dirancang spesifik sesuai permintaan dari sektor pertanian.

"Program lainnya yang sudah berjalan mencakup perawatan prediktif untuk mesin-mesin produksi," ujar Eka.

Selain itu, dikembangkan pula pelatihan modifikasi kendali jarak jauh untuk alat angkut bertenaga baterai seperti forklift. Penerapan Internet of Things (IoT) untuk sistem jaringan juga menjadi salah satu fokus keterampilan yang diajarkan.

Dalam sektor teknik pendingin, para teknisi kini dilatih menggunakan teknologi gas recovery untuk menampung sisa freon agar tidak terlepas ke atmosfer.

"Kami juga telah meningkatkan kompetensi para instruktur untuk instalasi panel surya," ucap Eka.

Baca juga: BPVP Sidoarjo buka pelatihan berbasis kompetensi tahap pertama

Untuk sektor otomotif, lanjut dia, alat praktik berupa kendaraan listrik telah tersedia, meskipun permintaan tenaga kerja ahli di bidang ini secara resmi belum muncul dari industri.

Eka menyebutkan, salah satu tantangan adalah perubahan teknologi dan regulasi yang bergerak sangat cepat.

Oleh karena itu, katanya, dukungan regulasi dari pimpinan daerah menjadi sangat krusial untuk menarik investasi di sektor industri hijau.

Ia menegaskan bahwa pihak industri cenderung akan selalu mengikuti regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Tantangan lain yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya pelatihan. Sumber daya tersebut mencakup tiga aspek utama, yakni instruktur, sarana dan prasarana, serta program atau kurikulum," ujar Eka.

Ketersediaan ketiga aspek vital tersebut, menurut dia, bergantung pada alokasi anggaran yang ada.

Untuk mengatasinya, BPVP menerapkan berbagai pola kerja sama strategis dengan pihak industri.

Jika BPVP tidak memiliki instruktur di bidang tertentu, maka digunakan tenaga ahli dari pusat pelatihan milik perusahaan mitra.

Baca juga: BPVP Banda Aceh latih 352 peserta jadi wirausaha muda

"Apabila peralatan di balai pelatihan tidak memadai, pelatihan dapat dilaksanakan langsung di lokasi industri dengan metode pelatihan berbasis penempatan," katanya.

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |