Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga.
"Rupiah pada perdagangan hari ini menguat lebih dipengaruhi oleh faktor domestik, di mana BI memutuskan suku bunga tidak berubah di 4,75 persen," ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Rabu sore menguat sebesar 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.585 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.587 per dolar AS.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Oktober 2025 yang berlangsung pada Selasa (21/10/2025) dan Rabu ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 4,75 persen.
Suku bunga deposit facility diputuskan untuk tetap pada level 3,75 persen.
Begitu pula suku bunga lending facility yang diputuskan untuk tetap pada level 5,5 persen.
Menurut BI, keputusan itu konsisten dengan prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang tetap terjaga rendah dalam sasaran 2,5±1 persen, upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi, serta sinergi untuk turut memperkuat pertumbuhan ekonomi.
"Tekanan dari eksternal terhadap rupiah masih tinggi di tengah ketidakpastian perang tarif AS-China. Shutdown pemerintah AS yang sudah berjalan mendekati 1 bulan berakibat pada minimnya rilis data ekonomi, sehingga sulit bagi The Fed buat mengambil keputusan mengenai suku bunga," kata Rully.
Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini justru melemah di level Rp16.617 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.589 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah selagi investor tunggu hasil RDG BI
Baca juga: Rupiah pada Rabu pagi melemah jadi Rp16.601 per dolar AS
Baca juga: Rupiah melemah pengaruh "government shutdown" AS masuk hari ke-21
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.