Kemlu: EAS akan keluarkan pernyataan terkait online scam

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyampaikan bahwa East Asia Summit (EAS), yang merupakan rangkaian KTT ASEAN ke-47 di Malaysia, berencana akan mengeluarkan pernyataan terkait penipuan daring (online scam).

East Asia Summit (EAS) adalah forum utama untuk dialog strategis di Indo-Pasifik, yang mempertemukan para pemimpin dari 18 negara untuk membahas tantangan politik, keamanan dan ekonomi.

Forum ini bertujuan memajukan kerja sama regional yang lebih erat dan pertama kali diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 14 Desember 2005.

Peserta EAS adalah sepuluh negara anggota ASEAN dan delapan negara mitra dialog, yaitu Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat (AS).

Dalam arahan pers di Jakarta, Rabu (22/10) sore, Direktur Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Sidharto R. Suryodipuro menyampaikan bahwa penyataan terkait penipuan daring tersebut sedang dinegosiasikan.

“Ini adalah gagasan dari Amerika Serikat, dan tampaknya memang mendapat dukungan luas, minimal dari ASEAN, karena dampak dari online scam ini memang ke mana-mana,” kata Sidharto.

Menurutnya, pernyataan EAS terkait penipuan daring itu mendapat dukungan luas karena selain Indonesia, negara-negara lain seperti China, India, Australia, dan Selandia Baru juga merasakan dampak dari penipuan daring, menilai bahwa kemungkinan kesepakatan terkait hal itu akan tercapai.

Sidharto pun menekankan bahwa isu penipuan daring tersebut dibahas oleh ASEAN dalam berbagai tingkatan, menambahkan bahwa ada berbagai mekanisme ASEAN yang juga sedang dibahas terkait penipuan daring tersebut di luar KTT.

Menyoal kasus penipuan daring terkait Indonesia, KBRI Phnom Penh menerima laporan bahwa ratusan WNI melarikan diri dari kantor yang diduga “perusahaan” penipuan daring tempat mereka bekerja di kota Chrey Thum, Provinsi Kandal, Kamboja.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memastikan akan mengusahakan pemulangan para WNI tersebut usai melarikan diri dari sentra penipuan daring di Kamboja.

Sedangkan di Korea Selatan, dilaporkan bahwa satu orang mahasiswa asal Korea Selatan berusia 22 tahun meninggal dunia setelah diculik dan mengalami penyiksaan oleh jaringan penipuan daring di Kamboja.

Diketahui bahwa sebanyak 64 warga Korea Selatan telah direpatriasi dari Kamboja dan sedang menghadapi penyelidikan terkait dugaan keterlibatan dalam operasi penipuan daring.

Baca juga: ASEAN sepakati deklarasi melawan kejahatan siber dan penipuan daring

Baca juga: Pemerintah RI pastikan 110 WNI terkait kasus online scam Kamboja aman

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |