Beijing (ANTARA) - Pemerintah China mengungkapkan pertemuan menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengakui adanya peningkatan kerja sama antara negara-negara anggota OKI dan Tiongkok.
"Pertemuan tersebut mengakui upaya China dalam melindungi komunitas Muslim, menghargai perkembangan menyeluruh hubungan antara China dan negara-negara Islam dan menyatakan harapan untuk kerja sama OKI-China yang lebih kuat," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (24/6).
Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-51 Organisasi Kerja Islam (OKI) dengan tema "OKI di Dunia yang Bertransformasi" yang berlangsung di Istanbul, Turki pada 21-22 Juni 2025.
KTM OKI merupakan pertemuan tahunan yang digelar secara bergiliran oleh negara anggota.
"Ini menandai keenam kalinya berturut-turut resolusi Dewan Menteri Luar Negeri OKI memuat kata-kata positif tentang China, China menyambut baik hal itu," ungkap Guo Jiakun.
OKI, ungkap Guo Jiakun, merupakan simbol persatuan dan kemerdekaan di antara negara-negara Islam dan jembatan untuk meningkatkan hubungan antara China dan negara-negara Islam.
"Dalam beberapa tahun terakhir, China dan negara-negara Islam serta OKI telah memperdalam rasa saling percaya, memperluas kerja sama di berbagai bidang, dan memperkuat pertukaran antar peradaban, yang telah membuahkan hasil yang bermanfaat," jelas Guo Jiakun.
Perwakilan OKI dan negara-negara anggotanya, tambah Guo Jiakun, juga telah mengunjungi China berkali-kali, termasuk perjalanan ke provinsi Xinjiang.
"Mereka telah memperoleh pemahaman yang lebih baik dan berbicara positif tentang kebijakan etnis dan agama China serta perkembangan di Xinjiang. China akan terus bekerja sama dengan negara-negara Islam dan OKI demi pertumbuhan hubungan kita yang berkelanjutan," kata Guo Jiakun.
KTM OKI kali ini secara khusus memiliki nilai strategis mengingat berlangsung di tengah eskalasi ketegangan Kawasan Timur Tengah akibat perang di Gaza yang masih berlanjut dan akibat serangan Israel ke Iran baru-baru ini.
Delegasi dari negara-negara peserta meliputi 43 menteri dan lima wakil menteri dan undangan lainnya yang mencapai sekitar 1.000 orang.
Hadir juga dalam KTM OKI tersebut para menteri luar negeri Liga Arab maupun perwakilan dari lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan OKI, pertemuan tersebut juga akan melibatkan partisipasi tingkat tinggi dari hampir 30 organisasi internasional.
Organisasi-organisasi tersebut antara lain PBB, Liga Arab, Dewan Kerja Sama Teluk, Kerja Sama Ekonomi Laut Hitam, Kelompok Negara-negara Berkembang Delapan (D-8), Organisasi Kerja Sama Ekonomi, Organisasi Negara-negara Turki, Organisasi Internasional untuk Migrasi, dan Organisasi Perdagangan Dunia.
Sebelumnya Liga Arab sudah membuat pernyataan bahwa serangan Israel merupakan “pelanggaran nyata terhadap kedaulatan negara anggota PBB dan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional.”
Pernyataan itu mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak cepat dan memikul tanggung jawabnya untuk menghentikan eskalasi, memperingatkan bahwa kegagalan untuk melakukannya dapat menjerumuskan kawasan tersebut kepada ketidakstabilan yang lebih dalam.
Para menteri juga menyerukan agar perundingan tentang program nuklir Iran dilanjutkan dan menyatakan dukungan terhadap upaya diplomatik untuk meredakan ketegangan.
Mereka menegaskan kembali dukungan terhadap Inisiatif Perdamaian Arab 2002, yang mengakui Israel sebagai imbalan atas pembentukan negara Palestina yang merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Mereka juga menyerukan upaya baru untuk mewujudkan solusi dua negara.
Mereka juga menekankan "perlunya semua negara di kawasan tersebut untuk menyetujui Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir."
Baca juga: RI serukan OKI kuatkan kerja sama diplomasi-ekonomi hadapi isu global
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.