Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), melalui anak usahanya, PT Kaltim Industrial Estate (KIE) bersinergi dengan PT Kaltim Methanol Industri (KMI) mengembangkan industri rendah karbon ramah lingkungan di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Direktur Operasi Pupuk Kaltim F Purwanto menyatakan kerja sama itu merupakan langkah strategis yang sejalan dengan visi Pupuk Kaltim dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan, khususnya pada aspek dekarbonisasi sebagai bagian dari program environmental, social, and governance (ESG) perusahaan.
"Kerja sama penyediaan CO2 ini tidak hanya bermanfaat secara operasional, tetapi juga bagian dari transformasi industri pupuk dan petrokimia menuju proses yang lebih hijau dan rendah emisi," kata Purwanto dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Sinergi itu dilakukan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama penyediaan suplai karbon dioksida (CO2) yang merupakan bagian dari upaya mendorong pengelolaan karbon yang lebih berkelanjutan, sekaligus memperkuat kontribusi industri terhadap transisi energi rendah emisi.
Langkah itu juga menjadi bagian dari dukungan nyata perusahaan terhadap target pengurangan emisi dalam Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, sejalan dengan komitmen global terhadap Perjanjian Paris.
Dalam kerja sama itu, Pupuk Kaltim bertindak sebagai penyedia material CO2, yaitu karbon dioksida yang dihasilkan dari proses produksinya.
KIE berperan sebagai penyedia infrastruktur untuk suplai jalur distribusi CO2, sedangkan KMI menjadi pihak yang memanfaatkan CO2 tersebut sebagai bahan baku tambahan untuk meningkatkan produksi metanol di pabriknya.
"Peran besar Pupuk Kaltim dalam kerja sama ini sangat signifikan, sebagai salah satu produsen pupuk terbesar di Asia Tenggara, Pupuk Kaltim menghasilkan CO2 dari proses produksi amonia dan urea dalam jumlah yang standar dan andal," ujarnya.
Selama ini, lanjut Purwanto, sebagian besar CO₂ tersebut dianggap sebagai emisi proses.
Namun melalui inisiatif ini, CO2 akan diolah kembali menjadi bahan baku bernilai bagi sektor energi, khususnya dalam proses konversi ke metanol oleh KMI.
Menurutnya, inisiatif ini mengubah paradigma lama, dari emisi yang dilepas begitu saja, kini CO2 berkontribusi langsung pada penciptaan energi baru yang lebih bersih.
"Ini adalah bukti nyata bagaimana industri dapat menjadi bagian dari solusi iklim global," katanya.
CO2 yang dimurnikan tidak hanya mengurangi emisi ke atmosfer, tetapi juga dapat dimanfaatkan ulang sebagai bahan bakar sintetis atau metanol berbasis karbon, mendukung efisiensi energi dan pengurangan dampak gas rumah kaca.
Sementara itu, Direktur Utama KIE Muhammad Erriza berharap kerja sama itu memperkuat sinergi dan mempercepat transisi energi.
"Tidak hanya memperkuat sinergi antarperusahaan, tetapi juga menjadi kontribusi nyata kita terhadap agenda nasional dan global dalam pengurangan emisi dan percepatan transisi energi," katanya.
Direktur Utama KMI Futhosi Urai mengatakan penambahan suplai CO2 melalui kerja sama itu akan memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan efisiensi dan kapasitas produksi metanol KMI.
"Ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang KMI dalam mengembangkan industri metanol yang lebih efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing di pasar global," ujarnya.
Sehingga, KMI menyambut baik inisiatif tersebut sebagai langkah inovatif kawasan industri dalam menjawab tantangan iklim global. Hal itu tidak hanya menciptakan efisiensi proses produksi, tapi juga memperkuat posisi industri Kalimantan Timur di sektor energi bersih.
Melalui kolaborasi tersebut, PKT, KIE dan KMI berupaya menjadikan kawasan industri Bontang sebagai pionir ekosistem industri rendah karbon di Indonesia, sekaligus mendukung target nasional dalam pengurangan emisi dan peningkatan kualitas udara.
Baca juga: Kostrad dan PKT tanam pohon untuk kesejahteraan rakyat
Baca juga: Pupuk Kaltim targetkan pabrik soda ash operasi akhir 2026
Baca juga: Program MAKMUR Pupuk Kaltim per Mei capai 74 persen dari target
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.