Denpasar (ANTARA) - Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Bali Ni Nyoman Sri Widhiyanti dalam peninjauan di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 17 Tabanan menyoroti pemenuhan sejumlah hak siswa dan guru di sana.
Nyoman Sri dalam keterangan di Denpasar, Rabu, mengatakan hasil pemantauan yang bertujuan untuk memastikan kualitas pelayanan publik di bidang pendidikan itu menunjukkan masih terdapat sejumlah sarana dan prasarana yang perlu dilengkapi sebagai hak siswa.
“Fasilitas seperti laboratorium IPA, laboratorium TIK, ruang bimbingan konseling, serta peralatan olahraga belum tersedia,” ucapnya.
Dari sisi kesejahteraan guru, Ombudsman Bali menemukan tunjangan tambahan para tenaga pendidik belum diberikan, namun untuk gaji pokok sudah rutin diterima.
Selain itu identitas Sekolah Rakyat belum banyak diketahui oleh publik, plang nama Sekolah Rakyat belum terpasang di jalan utama, sehingga diminta agar segera dipasang.
Baca juga: Mensos Safullah pastikan Sekolah Rakyat jadi model pendidikan sosial
“Melalui kegiatan monitoring ini Ombudsman Bali menegaskan pentingnya pemenuhan hak-hak dasar siswa dan guru, serta memastikan seluruh sekolah rakyat di Bali mendapat perhatian yang proporsional dari pemerintah,” ujar Nyoman Sri.
Menurut dia peninjauan ini menjadi langkah nyata untuk memastikan bahwa pendidikan di daerah, khususnya di Sekolah Rakyat, tidak hanya berjalan secara administratif, tetapi juga memberi ruang tumbuh bagi anak-anak dalam lingkungan belajar yang sehat, aman, dan inklusif.
Merespons hasil peninjauan Ombudsman Bali, Kepala TU SRMP 17 Tabanan I Wayan Budi Artawan mengatakan ruang belajar bagi 75 siswa dari Tabanan, Badung, Denpasar, dan Buleleng itu sudah cukup memadai.
Terkait ruangan lain yang disoroti, ia mengatakan fasilitas tersebut sudah sempat diajukan ke pemerintah pusat, sementara peralatan dasar seperti meja dan kursi saat ini berasal dari bantuan Kementerian PUPR.
“Untuk sementara, sekolah hanya diperbolehkan membeli kebutuhan habis pakai seperti alat tulis kantor,” kata Budi Artawan.
Baca juga: Barito Kuala siapkan lahan 6,7 hektare untuk Sekolah Rakyat
Ia melaporkan, meski dengan keterbatasan, semangat belajar siswa tetap tinggi, sekolah juga menyediakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, futsal, dan tari sebagai sarana pengembangan minat dan karakter mereka.
Meskipun kurangnya fasilitas ruang bimbingan konseling, pihak Sekolah Rakyat menjelaskan bahwa terdapat guru bimbingan konseling yang selama ini sudah berperan menjaga kesehatan mental siswa.
“Tidak sedikit siswa yang mengeluhkan rasa jenuh dan rindu terhadap orang tua, mengingat seluruh siswa di asrama jauh dari keluarga. Sebagai solusi, pihak sekolah mengadakan kegiatan outing ke tempat wisata dan kawasan konservasi penyu untuk memberi suasana belajar yang lebih menyenangkan,” ujar Kepala TU SRMP 17 Tabanan itu.
Dalam aspek inklusivitas, terdapat dua siswa disabilitas yang mengalami down syndrome dan kecemasan tinggi di sana yang memerlukan pendampingan khusus.
Selain itu, 10 siswa masih mengalami kesulitan membaca, sehingga guru memanfaatkan jam kosong untuk memberikan bimbingan tambahan.
“Anak-anak ini perlu perhatian lebih, dan kami berusaha semampu kami untuk mendampingi agar tidak tertinggal,” kata Budi Artawan.
Baca juga: Mensos : Sekolah Rakyat langkah nyata percepat pengentasan kemiskinan
Baca juga: Bupati Aceh Besar: Sekolah Rakyat modal peningkatan SDM keluarga miskin
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.