Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Jerman memperkenalkan potensi pengembangan biometana berbasis limbah agroindustri untuk mewujudkan ekonomi sirkuler melalui pertunjukan musikal dan dialog dengan tajuk “From Waste to Worth: Achieving Circular Economy through Waste-based Biomethane”, di Jakarta, Rabu.
Acara ini merupakan kerja sama antara Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM RI dan Pemerintah Federal Jerman melalui International Climate Initiative (IKI) yang diimplementasikan oleh Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH.
“Acara hari ini dikemas dalam bentuk pertunjukan musikal dan diskusi panel yang dirancang dengan pendekatan komunikasi yang lebih kreatif dan inklusif,” kata Pelaksana Harian Direktur Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harris.
Lebih lanjut, ia mengatakan acara ini memadukan pertunjukan musikal dengan diskusi panel yang dimaksudkan untuk menjembatani kesenjangan antara pemangku kepentingan utama serta pembuat kebijakan dengan publik.
“Melalui pendekatan ini, kami berharap pesan mengenai sirkuler ekonomi, nilai tambah limbah, serta potensi biometana dapat disampaikan secara lebih luas, menarik, dan mudah dipahami oleh semua pemangku kepentingan,” ujar Harris.
Selain itu, acara ini sekaligus menjadi platform dialog dan pertemuan bagi pemangku kepentingan utama, pembuat kebijakan, aktor sektor swasta, mitra pembangunan, lembaga keuangan, dan praktisi untuk bertukar wawasan.
“Ini untuk mengeksplorasi peluang kesinambungan pengembangan biometana di Indonesia,” ujar Director of Energy Programme GIZ Indonesia/ASEAN Lisa Tinschert.
Tinschert menilai, eksposur, promosi, dan keterlibatan pemangku kepentingan yang lebih luas sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengembangan biometana yang berkelanjutan di Indonesia.
“Kami yakin bahwa ini bukanlah akhir, melainkan awal dari fase baru kerja sama. Bersama-sama, kita akan terus menjajaki peluang-peluang baru untuk mendukung ambisi Indonesia menuju masa depan energi yang bersih, adil, dan inklusif,” kata Tinschert.
Baca juga: Pabrik bio-CNG komersial pertama diresmikan di Langkat Sumut
Baca juga: PGN: Produksi biometana dimulai di Sumatera bagian selatan pada 2025
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.