Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani) menghadiri Kongres Panahan Dunia (World Archery Congress) ke-56 di Gwangju, Korea Selatan pada 2–3 September.
Dalam keterangan resminya, Selasa, Indonesia diwakili Sekretaris Jenderal PB Perpani Irawadi Hanafi dan Ketua Bidang Pembibitan dan Pemassalan Lilies Handayani, bergabung bersama lebih dari 150 federasi panahan dari berbagai negara.
Kongres ini menjadi penting karena akan menentukan sejumlah kebijakan masa depan organisasi, termasuk perubahan aturan kompetisi serta pemilihan Presiden Panahan Dunia ke-10.
Baca juga: Kejuaraan Dunia Panahan Remaja, bagian pembinaan atlet Indonesia
Prof. Dr. Ugur Erdener, yang telah menjabat selama 20 tahun, tidak lagi dapat maju karena telah mencapai batas masa jabatan sesuai konstitusi. Pemungutan suara untuk memilih penggantinya dijadwalkan pada 3 September.
Selain pemilihan presiden baru, kongres juga akan membahas pemilihan struktur kepengurusan lain, serta perubahan aturan kompetisi yang mencakup revisi besar pada Book 2 (events) dan Book 3 (target archery) dalam buku peraturan World Archery.
Baca juga: Debut manis pemanah muda Indonesia di Kejuaraan Dunia Remaja 2025
Kongres Panahan Dunia ke-56 ini diselenggarakan menjelang Kejuaraan Panahan Dunia 2025 dan Kejuaraan Para Panahan Dunia yang juga akan berlangsung di Gwangju.
World Archery mencatat, 102 federasi panahan nasional telah mendaftar untuk memberikan suara secara langsung, sementara hampir 50 federasi lain memberikan mandat melalui sistem proxy.
Pemungutan suara dilakukan secara elektronik dengan pengawasan dua pengawas independen, dan hasil diumumkan setelah disahkan oleh panitia.
Baca juga: Tim panahan compound putri Indonesia peringkat empat World Cup Madrid
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.