Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan perusahaannya memproyeksikan membukukan pendapatan sebesar Rp1.127 triliun dengan laba bersih Rp54 triliun di 2025.
"Di tahun 2025, Pertamina diproyeksikan akan membukukan pendapatan sebesar 68 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp1.127 triliun dengan capaian laba bersih 3,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp54 triliun," kata Simon dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Senin.
Ia juga mengatakan kontribusi Pertamina kepada negara sampai dengan September 2025 mencapai Rp262 triliun.
"Pertamina sebagai agen pembangunan utama melalui penerimaan pajak, nonpajak, dan dividen terbesar di antara seluruh BUMN Indonesia," ujar dia.
Selain itu, lanjutnya, di sisi operasional, produksi minyak dan gas tetap terjaga. Untuk minyak dan gas, setara 1 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD) dan yield kilang mencapai 84 persen.
Ia mengatakan capaian itu menunjukkan peningkatan bukan hanya jargon, tetapi komitmen Pertamina dalam menjaga ketahanan energi dan memberi nilai terbaik bagi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.
Menurut dia, di tengah penurunan kondisi makro global, Pertamina tetap berhasil menjaga kinerja operasi yang solid. Hal itu dicapai melalui rangkaian program strategis yang ditingkatkan secara disiplin dan berkesinambungan melalui penguatan hulu migas, optimasi kilang, penguatan pemasaran, efisiensi logistik, transformasi bisnis gas, dan inovasi energi hijau.
Suasana rapat kerja antara PT Pertamina dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Senin (17/11/2025). ANTARA/Harianto"Semua program ini kami rancang untuk mendukung agenda pemerintah meningkatkan produksi migas, memperbaiki neraca energi, dan mendorong transisi menuju energi bersih yang terjangkau bagi masyarakat," ujar dia.
Ia mengatakan hingga 31 Oktober 2025, peningkatan kinerja operasional Pertamina terukur jelas dengan tren positif. Antara lain produksi minyak dan gas tetap terjaga di atas 1 juta barel setara minyak per hari. Yield valuable kilang mencapai rekor tertinggi lebih dari 83 persen.
Kemudian volume penjualan menembus lebih dari 100 juta kiloliter. Volume niaga gas tetap stabil di kisaran 300 juta MMBTU. Volume pengangkutan kargo Pertamina Internasional Shipping tumbuh sekitar 8 persen.
"Dan untuk bisnis listrik, produksi listrik kami untuk tahun 2025 diproyeksikan mencapai 8,4 GWh melebihi target RKAP yang kami tetapkan. Rangkaian capaian ini adalah bukti bahwa upaya improvement yang dijalankan Pertamina di seluruh rantai nilai energi telah memperkuat Fondasi Ketahanan energi nasional," katanya.
Sebelumnya, berdasarkan pemberitaan ANTARA pada Kamis (12/6), PT Pertamina (Persero) mencatatkan pendapatan sebesar 75,33 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.194 triliun pada 2024, sebagaimana yang disampaikan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2024.
Selain pendapatan, Pertamina juga mencatatkan EBITDA senilai 10,79 miliar dolar AS atau setara Rp171,04 triliun dan laba bersih senilai 3,13 miliar dolar AS atau setara dengan Rp49,54 triliun.
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































