Istanbul (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump pada Minggu (16/11) mengisyaratkan kemungkinan perundingan dengan mitranya dari Venezuela, Nicolas Maduro, seiring berlanjutnya ketegangan dan peningkatan kekuatan militer di Laut Karibia.
"Kami mungkin akan berdiskusi dengan Maduro, dan kita lihat saja nanti hasilnya... Mereka ingin berunding," kata Trump kepada para wartawan di West Palm Beach, Florida, sebelum menaiki Air Force One dalam perjalanan ke Washington, DC.
Pernyataan tersebut muncul menyusul keputusan Washington untuk menetapkan Kartel de los Soles yang berbasis di Venezuela sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO).
Langkah itu ke depannya akan memungkinkan AS untuk menargetkan aset dan infrastruktur yang terkait dengan pemerintahan Presiden Maduro, yang dituduh Trump memimpin jaringan kriminal tersebut.
"Itu memungkinkan kami untuk melakukan itu, tetapi kami belum mengatakan akan melakukannya," kata Trump.
Trump menambahkan bahwa ia telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan pejabat senior lainnya di Departemen Luar Negeri untuk memberikan pengarahan kepada Kongres tentang upaya Washington untuk mengekang peredaran narkotika.
"Pergilah ke Kongres dan beri tahu mereka bahwa kami tidak akan membiarkan narkoba masuk melalui Meksiko, kami tidak akan membiarkan mereka masuk melalui Venezuela," ujarnya, seraya menambahkan bahwa "satu-satunya hal yang saya tidak ingin mereka lakukan adalah membocorkan informasi."
Departemen Luar Negeri AS sebelumnya telah menetapkan beberapa kartel narkoba Meksiko sebagai organisasi teroris asing pada Februari, yang memberikan badan intelijen kewenangan hukum yang lebih luas untuk melakukan operasi rahasia.
Sementara itu, militer AS terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Karibia dan Samudra Pasifik yang menurut Trump dan para pejabat seniornya terlibat dalam pengangkutan narkoba ke AS. Ia juga mengancam akan mengambil tindakan terhadap Maduro.
Trump selama berbulan-bulan telah memperluas operasi militer AS di seluruh Amerika Latin, mengerahkan marinir, kapal perang, jet tempur dan pengebom, kapal selam, dan pesawat nirawak. USS Gerald Ford, kapal induk terbesar di dunia, dilaporkan telah tiba di Karibia sebagai bagian dari peningkatan kekuatan ini.
Pengerahan pasukan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth yang bertujuan mendukung inisiatif Trump untuk membongkar jaringan kriminal yang dianggap mengancam keamanan AS, menurut Komando Selatan AS (SOUTHCOM).
Operasi militer AS memerangi dugaan perdagangan narkoba di Karibia dimulai pada September dengan melakukan operasi pada sebuah speedboat Venezuela, dan penggerebekan tersebut meluas hingga mencakup wilayah Pasifik Timur pada akhir Oktober.
Sejak awal operasi militer, setidaknya 21 serangan yang menargetkan para pengedar narkoba telah dilakukan, yang mengakibatkan terjadinya sebanyak 82 kematian.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Iran ingatkan operasi AS di dekat Venezuela ganggu stabilitas regional
Baca juga: AS pertimbangkan jalur aman untuk Maduro jika digulingkan di Venezuela
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































