Serang (ANTARA) - Seorang pelajar madrasah aliyah berinisial TB (18) ditemukan tewas di aliran Sungai Kampung Petung, Desa Sentul, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Provinsi Banten diduga frustasi karena asmara.
"Korban diduga nekat mengakhiri hidup setelah meminum 16 butir pil Antimo akibat frustrasi karena masalah asmara," kata Kasat Reskrim Polres Serang, AKP Andi Kurniady ES, di Serang, Jumat.
Dia menjelaskan jasad korban pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama Rohmat (55) pada Kamis (31/7) dalam posisi tersangkut ditumpukan sampah di aliran sungai.
"Kami mendapatkan laporan pagi tadi, setelah mendapat laporan, jasad korban langsung kami evakuasi ke RS Bhayangkara Polda Banten untuk dilakukan pemeriksaan," kata Andi.
Berdasarkan hasil penyelidikan dan keterangan saksi, diketahui bahwa sehari sebelum ditemukan tewas, sekitar pukul 02.00 WIB, korban meminum 16 butir pil Antimo dihadapan teman sekamar nya di asrama pondok pesantren.
Baca juga: Warga Petir Kabupaten Serang bongkar 31 makam keramat palsu
Baca juga: Juru parkir di Serang ditikam sajam akibat rebutan lahan
"Kepada temannya, korban mengaku sedang pusing dan ingin menenangkan hati karena ada masalah asmara dengan kekasihnya," jelasnya.
Setelah menenggak belasan pil tersebut, korban terlihat mabuk dan tidak stabil. Sekitar pukul 04.30 WIB, korban keluar dari asrama dalam kondisi sempoyongan sambil berbicara tidak jelas.
Pihak kepolisian menduga korban terjatuh ke sungai irigasi saat berjalan di atas jembatan yang tidak jauh dari lokasi pondok pesantren nya.
"Diduga karena kondisinya tidak normal, korban terpeleset dan jatuh ke sungai. Tubuhnya kemudian terbawa arus air hingga ditemukan sekitar tiga kilometer dari lokasi awal," terang Andi.
Ia menambahkan, pihak keluarga telah menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi pada jasad korban.
"Pihak keluarga membuat surat pernyataan menolak autopsi. Setelah itu, jasad korban kami serahkan kepada keluarga untuk dimakamkan," pungkas nya.
Pewarta: Desi Purnama Sari
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.