Mendiktisaintek: Anarki bukan DNA mahasiswa

2 weeks ago 5

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan demonstrasi mahasiswa adalah gerakan damai sebagai pengawal jalannya pemerintahan, di mana anarkisme bukan merupakan DNA mahasiswa.

"Demonstrasi mahasiswa adalah gerakan damai untuk mengawal jalannya pemerintahan. Anarki bukan DNA mahasiswa. Karena itu, ruang akademik harus terlindungi dari tindakan represif maupun penyusupan pihak luar," tegas Mendiktisaintek melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Menteri Brian menekankan pihaknya juga berupaya menjaga kampus tetap sebagai ruang aman. Kemdiktisaintek berkomitmen untuk memastikan kampus tetap menjadi ruang akademik yang bebas dari tindakan represif, dengan mengutamakan dialog dan langkah persuasif.

Ia juga menyebutkan pihaknya segera menyiapkan kanal pengaduan cepat jika peristiwa serupa kembali terjadi.

"Menyediakan kanal pengaduan cepat untuk memastikan setiap persoalan di kampus dapat segera ditangani, sekaligus menjaga fungsi kampus sebagai pusat pendidikan dan kebebasan akademik," ujarnya.

Oleh karena itu, Mendiktisaintek memastikan pihaknya akan mengirim tim untuk berkoordinasi langsung dengan pimpinan perguruan tinggi guna menilai dampak yang dialami mahasiswa, staf, maupun fasilitas.

Baca juga: Polda Jabar duga kericuhan di Unisba sudah direncanakan
Baca juga: Unisba sebut kericuhan di Jalan Tamansari disusupi massa tak dikenal

"Jika ada yang terdampak, Kemdiktisaintek siap memberikan pendampingan medis dan psikologis, serta memastikan adanya protokol koordinasi dengan aparat keamanan agar kampus tetap terlindungi," ucapnya.

Jika aksi terus dilakukan, Brian mengajak kepada seluruh mahasiswa untuk merapatkan barisan dengan damai, menjaga marwah gerakan mahasiswa agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin merusak negara ini.

"Saya juga mengajak para pimpinan perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk membuka ruang dialog, mendengarkan aspirasi mahasiswa secara langsung, dan menjadikan kampus sebagai contoh terbaik dalam merawat demokrasi yang sehat dan bermartabat, dengan selalu mengedepankan dialog dan langkah persuasif," tutur Brian Yuliarto.

Sebelumnya, Universitas Islam Bandung (Unisba) menyebut kericuhan yang terjadi di Jalan Tamansari, Kota Bandung, Senin (1/9) malam, disusupi oleh segerombolan massa tidak dikenal setelah aksi unjuk rasa mahasiswa berakhir di Gedung DPRD Jawa Barat.

Rektor Unisba Harits Nu’man memastikan kericuhan bukan dilakukan oleh mahasiswa, melainkan oleh kelompok yang tidak dikenal hingga memicu kericuhan di Jalan Tamansari.

"Aksinya tidak seperti mahasiswa. Kami memaknai penembakan itu untuk mengurangi massa yang bergerombol. Itu area publik, bukan area kampus," ucapnya.

Baca juga: Insiden Unisba, Mendiktisaintek sebut sebagai serangan ke ruang aman
Baca juga: Mendiktisaintek minta LLDikti perbaiki layanan untuk kampus di daerah

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |