Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengatakan gerakan demonstrasi mahasiswa dalam beberapa hari terakhir merupakan gerakan moral dan kompas bagi bangsa serta penyelenggara negara.
"Gerakan aksi mahasiswa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir harus dipandang sebagai bagian dari gerakan moral dan kompas bagi bangsa serta penyelenggara negara," kata dia melalui keterangan di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan penyampaian aspirasi adalah hak konstitusional yang dijamin UUD 1945, sekaligus wujud kebebasan berpikir, berpendapat, dan berkumpul.
"Kemdiktisaintek meyakini bahwa suara mahasiswa adalah pengingat bagi semua pihak untuk menjalankan pemerintahan dengan kepekaan, empati terhadap persoalan rakyat, serta kemauan melakukan koreksi atas kebijakan yang belum sejalan dengan pemajuan kesejahteraan rakyat," katanya.
Sejak 25 Agustus 2025 hingga saat ini, Kemdiktisaintek memberi perhatian penuh pada kebebasan mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi, baik terkait dengan dinamika di DPR RI maupun tuntutan keadilan bagi korban demonstrasi.
"Kami berada dalam satu tarikan nafas dengan gerakan mahasiswa yang konsisten memperjuangkan keadilan," ujarnya.
Baca juga: ULM apresiasi ribuan mahasiswa unjuk rasa tak anarkis
Ia juga menyatakan prihatin dan mengutuk penjarahan serta provokasi destruktif.
"Pada saat yang sama, saya prihatin sekaligus mengutuk keras penjarahan dan provokasi destruktif yang merusak kohesi sosial serta mengganggu ketenangan publik," kata Brian.
Ia menekankan keselamatan mahasiswa harus menjadi prioritas, dengan penyampaian aspirasi yang berlangsung di ruang aman, khususnya lingkungan kampus, agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu, jika aksi terus dilakukan, ia mengajak seluruh mahasiswa untuk merapatkan barisan dengan damai, menjaga marwah gerakan mahasiswa agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin merusak republik.
"Saya juga mengajak para pimpinan perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk membuka ruang dialog, mendengarkan aspirasi mahasiswa secara langsung, dan menjadikan kampus sebagai contoh terbaik dalam merawat demokrasi yang sehat dan bermartabat, dengan selalu mengedepankan dialog dan langkah persuasif," demikian Brian Yuliarto.
Baca juga: KMMIH UGM: Pembahasan RUU Perampasan Aset sudah sangat mendesak
Baca juga: Mendiktisaintek: Anarki bukan DNA mahasiswa
Baca juga: PBH Unnes investigasi dugaan kematian tak wajar mahasiswa saat demo
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.