Menbud RI ajak Iran bahas potensi Iftar jadi nominasi bersama UNESCO

2 weeks ago 5

Denpasar (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) RI Fadli Zon dalam pertemuan bilateral menjelang pembukaan forum internasional Culture, Heritage, Art, Narrative, Diplomacy, and Innovation (CHANDI) 2025 mengajak Iran membahas potensi tradisi Iftar menjadi nominasi bersama UNESCO.

“Saya sendiri telah lima kali berkunjung ke Iran dan menyaksikan betapa indah peradaban di sana, karena itu sangat penting bagi kita untuk saling mengenal budaya masing-masing, hingga kemungkinan nominasi bersama ke UNESCO,” kata dia di Denpasar, Bali, Selasa.

Menbud Fadli Zon mengungkapkan Indonesia dan Iran memiliki keterkaitan budaya yang kuat, salah satunya mengenai tradisi Iftar, atau tradisi berbuka puasa pada Bulan Ramadhan yang dilakukan bersama-sama dengan jamuan khas.

Oleh karena itu, ia mengajak pada momentum CHANDI 2025 ini rencana kolaborasi itu dapat ditindaklanjuti.

“Selain berkolaborasi dalam pelestarian warisan budaya, kita juga memiliki tradisi Iftar yang menarik untuk ditindaklanjuti dalam nominasi bersama UNESCO,” ujarnya.

Indonesia dan Iran memiliki Cultural Cooperation Agreement yang telah lama menjadi fondasi hubungan kebudayaan kedua negara.

Perjanjian kerja sama kebudayaan ini pertama kali ditandatangani tahun 1970 dan secara konsisten diperbarui, dengan pembaruan teranyar berupa Agreement on Cultural Exchange Program between Iran and Indonesia (2023-2026).

Selain tradisi Iftar untuk diajukan nominasi bersama UNESCO, Fadli Zon melihat peluang kerja sama budaya kedua negara dalam program penerjemahan sastra, kaligrafi, pertukaran pemuda dan tenaga akademisi, pameran fotografi, dan festival film.

Baca juga: Menbud awali CHANDI dengan dialog bersama Menteri Kebudayaan Singapura

Dalam kerja sama pameran fotografi, Indonesia melihat peluang kolaborasi pameran foto dengan melibatkan fotografer perempuan dari Iran, sehingga ini bisa menginspirasi fotografer yang ada di Indonesia.

“Kami berharap diskusi besok dapat menghasilkan kesepakatan yang makin memperkuat kolaborasi budaya antara Indonesia dan Iran,” kata Menbud Fadli Zon sambil menyerahkan keris, Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang diakui oleh UNESCO.

Staf Ahli Menteri Warisan Budaya, Pariwisata, dan Kerajinan Tangan Iran Hojatollah Ayoubi mengaku senang atas penyelenggaraan CHANDI 2025 sebagai forum dialog budaya internasional pertama yang digagas Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan.

“Kami senang akhirnya berkesempatan hadir di Indonesia, dulu kita sering berbicara tentang sektor ekonomi, kini kita berbicara tentang kebudayaan, seni, sejarah, dan peradaban yang menjadi kekuatan kita bersama,” kata Hojatollah Ayoubi.

Iran tertarik dengan potensi kolaborasi di berbagai bidang, mulai dari industri perfilman, pameran kaligrafi, pertukaran profesor dan pelajar, hingga restorasi warisan budaya.

“Industri sinema Iran dikenal secara global karena karakternya yang puitis, kami terbuka untuk kolaborasi produksi bersama dengan sutradara dan produser Indonesia. Selain itu, orkestra kami juga dapat menjadi ruang kerja sama dalam mempererat hubungan,” ujarnya.

Untuk diketahui Forum CHANDI 2025 merupakan pertemuan global pertama di bidang kebudayaan setelah berdirinya Kementerian Kebudayaan.

Baca juga: Fadli Zon: CHANDI Summit 2025 tegaskan peran budaya sebagai pemersatu

Forum yang bertujuan untuk menjembatani kearifan lokal termasuk pembangunan berkelanjutan, transformasi digital, aksi nyata atas perubahan iklim, dan perdamaian dunia antar-negara ini akan berlangsung secara resmi pada 3-5 September 2025 di Denpasar, Bali.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |