Memahami arti "qadarullah" dan waktu yang tepat untuk mengucapkannya

9 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Ungkapan “qadarullah” sering muncul di percakapan sehari-hari para umat Muslim sebagai bentuk penerimaan terhadap kondisi yang dihadapinya.

Akan tetapi, terkait pemahaman mengenai arti, konteks yang tepat, serta hikmah di balik ungkapan ini, belum selalu dipahami secara utuh oleh sebagian orang.

Untuk memahaminya, berikut ulasan tentang makna, latar belakang, dan kapan tepatnya ungkapan "qadarullah" diucapkan.

Makna ungkapan "qadarullah"

Secara bahasa, ungkapan "qadarullah" (قَدَرُ اللَّهِ) berasal dari kata Arab, yakni "qodaro" yang berarti ketentuan, ketetapan, atau takdir. Sementara, "qadarullah" artinya hukum, perintah, dan kehendak Allah SWT.

Dalam ajaran Islam, istilah ini merujuk pada keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik dalam skala besar maupun kecil, baik yang dianggap baik maupun yang dianggap buruk oleh manusia, telah ditetapkan oleh Allah SWT sesuai dengan ilmu, kehendak, dan kebijaksanaan-Nya.

"Qadarullah" juga berkaitan dengan rukun iman ke-6, yakni iman kepada ketetapan Allah SWT (qadha’) dan takdir-Nya (qadar).

Oleh sebab itu, mengucapkan "qadarullah" bukan hanya ungkapan verbal, namun mencerminkan keimanan seseorang terhadap kebesaran Allah SWT.

Selain itu, "qadarullah" memiliki makna lainnya, diantaranya yakni:

1. Ikhlas atas kehendak Allah SWT

Menerima dan sadar atas ketetapan Allah SWT, di mana umat mengakui segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak dan rencana-Nya.

2. Melakukan usaha dan pasrah kepada Allah SWT

Walaupun manusia sudah berusaha melakukan ikhtiar untuk impiannya, pada akhirnya semua hasil tetap berada di tangan dan rencana Allah SWT.

3. Mendapatkan ketenangan

Dengan menyadari bahwa semua berada di kendali Allah SWT, seorang Muslim diharapkan dapat menjaga ketenangan hati, baik saat menghadapi kegagalan maupun keberhasilan.

4. Berpikir positif dalam kehidupan

Ungkapan "qadarullah" juga membuat diri seseorang bersikap husnudzhan (berprasangka baik) terhadap rencana Allah. Meskipun manusia menilai suatu peristiwa sebagai buruk, bisa jadi terdapat hikmah dari Allah SWT yang belum terlihat.

Kapan "qadarullah" sebaiknya diucapkan?

1. Saat menghadapi peristiwa yang mendadak atau di luar rencana manusia, misalnya musibah, kegagalan, atau kehilangan.

2. Ketika hasil dari usaha manusia telah maksimal tetapi ternyata tidak sesuai harapan.

3. Sebagai ungkapan pengingat diri bahwa semua nikmat dan capaian juga berasal dari ketetapan Allah dan bukan hanya hasil kemampuan manusia.

Contoh ungkapan penggunaan "qadarullah", seperti "Saya tidak diterima menjadi mahasiswa baru, qadarullah mungkin ada hal baik yang lain", "Qadarullah laptop saya hilang, semoga Allah bisa ganti dengan yang lebih baik", atau "Saat di jalan, saya hampir kecelakaan dan qadarullah Allah masih melindungi saya".

Berdasarkan hadist riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ ، اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَـيْءٌ فَـلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِـّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَـذَا ، وَلَـكِنْ قُلْ: قَـدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْـتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

Artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun masing-masing ada kebaikan. Semangatlah meraih apa yang manfaat untukmu dan mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan bersikap lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, janganlah mengatakan, “Seandainya aku berbuat begini dan begitu, niscaya hasilnya akan lain.” Akan tetapi katakanlah, “Allah telah menakdirkannya, dan apa yang Dia kehendaki Dia perbuat.” Sebab, mengandai-andai itu membuka pintu setan”. (HR. Muslim)

Sementara, bagi orang yang mendengar ucapan "qadarullah", tidak wajib mengucapkan balasan. Sebab ungkapan ini hanya sebagai tanda umat menerima takdir yang diberikan dari Allah SWT.

Baca juga: Hari santri dan akar tradisi nusantara

Baca juga: Syarat dan tata cara taubat nasuha yang benar dan sah dalam Islam

Baca juga: 5 hewan yang haram dipelihara menurut syariat Islam & alasannya

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |