Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Inovasi aspal limbah campuran plastik (Asli Cantik) yang diperkenalkan Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi diklaim mampu menekan biaya pembangunan jalan hingga 50 persen dibandingkan bahan aspal pada umumnya.
"Sekarang tahap uji coba sambil terus kita sempurnakan formulanya. Jadi setiap uji coba di lapangan, kami evaluasi kembali, kami uji kembali di laboratorium yang kami miliki. Terus kami lakukan hingga benar-benar tepat kandungannya," kata Kepala Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi Henri Lincoln di Cikarang, Selasa.
Dia mengatakan gagasan ini berangkat dari persoalan panjang jalan kabupaten yang mencapai 1.077 kilometer dengan tingkat kemantapan hanya 70 persen. Artinya, 30 persen dalam kondisi rusak sementara kebutuhan anggaran perbaikan cukup besar.
"Dengan Asli Cantik, kita manfaatkan limbah aspal dan plastik. Secara kekuatan sama dengan aspal biasa, tapi biaya bisa ditekan setengahnya," katanya.
Ia menyatakan sejauh ini kandungan limbah plastik dalam aspal baru mencapai 10-20 persen. Setelah serangkaian pengujian, ditargetkan kandungan limbah plastik bisa mencapai 50 persen.
"Makanya kami terus mencari formula karena harapannya bisa sampai 50 persen. Dengan begitu otomatis biaya pembangunan berkurang 50 persen juga, sehingga dengan anggaran yang ada kuantitas jalan yang diperbaiki bisa lebih banyak," katanya.
Kepala Bidang Pembangunan Jalan pada Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi Dede Chairul menambahkan kualitas aspal plastik relatif setara dengan aspal reguler, termasuk daya tahan terhadap tonase kendaraan maupun gesekan ban.
Dirinya mengaku ada kelemahan pada aspal daur ulang ini yakni hanya mampu bertahan selama satu sampai dua jam setelah produksi hingga digunakan di lapangan sedangkan aspal reguler mampu bertahan hingga empat jam.
"Ini jadi kendala ketika lokasi perbaikan jauh. Karena itu, kita terus sempurnakan formula agar stabil secara kualitas," katanya.
Dirinya mengaku inovasi ini pertama kali ditemukan sekitar empat bulan lalu dan sudah melalui tiga kali uji coba. Hasilnya dinilai cukup kuat sehingga kini mulai diimplementasikan di lapangan.
Dede menyebut dari aspek efisiensi anggaran, perbandingan harga produksi aspal limbah ini sangat signifikan. "Biasanya kita beli aspal Rp1 juta tapi kalau Asli Cantik hanya Rp500.000. Artinya, kalau dengan Rp1 miliar kita bangun 500 meter, sekarang bisa lebih panjang," katanya.
Saat ini, penggunaan aspal plastik limbah ini masih difokuskan di wilayah Kabupaten Bekasi. Dinas SDABMBK juga berencana mengurus Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) agar inovasi ini bisa dikembangkan lebih luas.
"Kami berharap masyarakat mendukung. Kalau berhasil, ini bisa jadi solusi mengurangi sampah plastik sekaligus menghemat anggaran pembangunan jalan," kata dia.
Baca juga: Dosen UGM dukung pemanfaatan sampah plastik untuk campuran aspal
Baca juga: Kemendagri ajak swasta rancang kajian aspal plastik buat jalan daerah
Baca juga: KLH: Sektor informal bisa dukung ketersediaan bahan baku aspal plastik
Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.