Inflasi tahunan Jakarta pada Juli 2025 masih terkendali di 2,25 persen

Jakatya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengembangkan inflasi tahunan Jakarta pada Juli 2025 masih terkendali menurut rentang angka pengendalian inflasi, yakni 2,5 persen plus-minus 1 dibandingkan Juni 2025 sebesar 2,25 persen.

"Inflasi tahun ke tahun ini bisa menjadi sebuah 'early warning' (peringatan dini) terkait bagaimana dinamika perkembangan harga atau stabilitas inflasi," ujar kata Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin dalam Rilis Berita Statistik DKI Jakarta Agustus 2025 di Jakarta, Jumat.

Hasanudin mengatakan, secara tahunan, dari 11 kelompok pengeluaran, yang memberikan andil inflasi tertinggi, tercatat masih kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi 0,76 persen.

Selanjutnya, kelompok perumahan air listrik dan bahan bakar rumah tangga (0,71 persen) serta perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,58).

Baca juga: Inflasi Jakarta pada Juni 2025 lebih terkendali dibanding nasional

Adapun komoditas utama penyumbang inflasi tahunan yang tertinggi, yakni tarif air minum PAM dengan andil 0,63 persen, emas perhiasan (0,44 persen), bawang merah (0,10), beras (0,10) dan tomat (0,08).

"Kalau tadi di nasional, beras cukup tinggi dengan andil 0,06 persen, di Jakarta masih terkendali untuk harga beras," kata Hasanudin.

Secara bulanan, inflasi Jakarta pada Juli 2025 sebesar 0,11 persen, lebih terkendali atau lebih rendah dibandingkan nasional, yang mencapai 0,30 persen.

Berdasarkan 11 kelompok pengeluaran, BPS DKI mencatat kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil inflasi tertinggi inflasi, yakni 0,06 persen. Diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,02 persen serta pendidikan (0,02 persen).

Adapun komoditas utama penyumbang tertinggi inflasi bulanan pada Juli 2025, yakni bensin dengan andil 0,04 persen, bawang merah (0,02 persen), cabai rawit (0,02), emas perhiasan (0,01) dan biaya Sekolah Dasar (0,01).