IDAI: Resep obat zat besi anak perlu dikonsultasikan pada dokter

2 weeks ago 11

Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan bahwa resep obat yang mengandung zat besi bagi anak perlu dikonsultasikan kepada dokter karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda.

"Jadi zat besi itu sebaiknya dengan resep dari dokter, supaya dosis (obat)-nya pas dan sesuai kebutuhan," kata Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi Onkologi IDAI Prof. Dr. dr. Harapan Parlindungan Ringoringo, Sp.A, Subsp.H.Onk (K) dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan bahwa kebutuhan besi dari seorang bayi, anak, remaja, dan dewasa berbeda-beda jadi tidak bisa dipukul rata.

Parlin mengatakan bentuk dan tata cara meminum obat yang diresepkan pada tiap usia juga tidak sama. Obat bagi bayi atau anak di bawah 5 tahun misalnya, rata-rata akan diberikan dokter dalam bentuk sirup.

Baca juga: Kekurangan zat besi dapat turunkan IQ anak

Hal ini dikarenakan tablet tambah darah (TTD) tidak dapat digerus karena dapat merusak obat dan menyebabkan oksidasi.

"Jadi sekali lagi, diingatkan bahwa tablet tambah darah tidak bisa digerus. Sehingga untuk bayi harus diberikan pakai drops ataupun sirup," ujar Parlin.

Sementara untuk usia remaja, dokter sudah dapat memberikan obat berupa tablet karena dianggap sudah lebih mandiri. Pemberian TTD diberikan sebanyak 1 tablet per minggu dalam setahun.

Pemerintah Indonesia, katanya, saat ini juga sudah mulai menggalakkan pemberian TTD sebagai salah satu upaya mencegah lebih banyak anak perempuan terkena anemia yang berpengaruh pada kualitas generasi berikutnya di masa depan.

Pemberian tablet tambah darah menyasar anak remaja putri yang duduk di bangku SMP dan SMA.

Baca juga: Peran zat besi dan solusi fortifikasi gizi bagi balita

"Pemerintah sudah berikan ke setiap sekolah remaja putri SMP atau SMA 52 butir. Jadi, 1 tablet setiap minggu selama 1 tahun, dikasih secara gratis," ucap dia.

Dalam kesempatan itu, Parlin menyampaikan IDAI tidak hanya terus memberikan edukasi masif kepada masyarakat terkait bahaya kekurangan zat besi, tetapi juga menyangkut beberapa hal krusial lainnya seperti pentingnya memberikan ASI selama mungkin pada bayi sejak dilahirkan.

Keluarga juga didorong memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang diperkaya dengan bahan pangan yang mengandung zat besi (Fe) seperti hati ayam dan ikan.

Supaya anak mendapatkan zat besi yang cukup, IDAI turut menyarankan untuk menghindari peningkatan berat badan yang berlebihan.

Bagi tenaga medis, dapat melakukan tunda penjepitan tali pusat 1-3 menit dan melaksanakan peningkatan layanan antenatal.

Baca juga: Beberapa gejala kekurangan zat besi yang sebaiknya diketahui

Baca juga: Ahli: Anak kekurangan zat besi bisa turunkan perkembangan daya pikir

Baca juga: Dokter: Zat besi penting untuk proses tumbuh kembang anak

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |