DKI bina usaha kuliner agar lebih ramah lingkungan

2 weeks ago 6

Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan pembinaan terhadap pelaku usaha kuliner skala kecil agar lebih ramah lingkungan dengan menerapkan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup (SPPL) bagi pelaku usaha.

"Pertumbuhan ekonomi Jakarta harus berjalan beriringan dengan keberlanjutan lingkungan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto di Jakarta, Selasa.

Terkait hal tersebut, Pemprov DKI menjadikan SPPL fokus utama dalam upaya kolaboratif yang melibatkan pelaku usaha, akademisi serta pemerintah pusat dan daerah, kecamatan hingga tingkat kelurahan.

Berdasarkan kajian inventarisasi DLH tahun 2024, teridentifikasi 7.888 sumber pencemar di sepanjang Sungai Ciliwung, dengan kontributor terbesar berasal dari usaha kuliner skala SPPL.

Baca juga: Busa di Kali Sunter disebabkan limbah rumah tangga

Setiap usaha, termasuk kuliner skala SPPL, kata dia, wajib beroperasi dengan menjaga kualitas lingkungan untuk mewujudkan Jakarta yang sehat, bersih dan berdaya saing global.

Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Selatan Muhlisin menekankan pentingnya menyeimbangkan antara roda ekonomi dan praktik ramah lingkungan.

"Kami ingin kuliner di Jakarta Selatan menjadi contoh bagaimana bisnis bisa berkembang sambil menjaga kelestarian alam," katanya.

Dia mengatakan, langkah-langkah kecil seperti mengelola limbah cair, mengurangi sampah makanan dan efisiensi energi dapat menciptakan dampak yang nyata.

Baca juga: 95 persen "grey water" dibuang ke Ciliwung tanpa pengolahan

Peneliti LEMTEK Universitas Indonesia (UI) Mochamad Adhiraga Pratama menjelaskan bahwa sungai-sungai di Jakarta, seperti Ciliwung, Cipinang, Sunter, Cideng dan Grogol, sudah masuk kategori tercemar berat.

Sumber pencemar utamanya adalah air limbah rumah tangga domestik yang tidak terolah dan 95 persen berasal dari UMKM seperti rumah makan, binatu serta pabrik tahu dan tempe.

"Mayoritas limbahnya dialirkan langsung ke drainase atau sungai tanpa melalui pengolahan," kata dia.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |