Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menerima dukungan puluhan karangan bunga dari berbagai elemen masyarakat yang mengapresiasi "Kudus Damai" tanpa terjadi aksi demo yang anarki, menyusul aksi unjuk rasa yang banyak terjadi di berbagai daerah.
Puluhan karangan bunga tersebut, dipasang di sepanjang pagar depan kompleks Pendopo Kabupaten Kudus, sehingga terlihat ramai dan penuh dengan aneka warna dan pesan yang berbeda-beda dari setiap karangan bunga.
"Karangan bunga yang terus berdatangan ini menjadi bukti bahwa warga Kabupaten Kudus itu lebih cinta damai," kata Bupati Kudus Sam'ani Intakoris didampingi Wakilnya Bellinda Putri di Kudus, Kamis.
Baca juga: Pemkab Kudus luncurkan aplikasi "Kudus Sehat" untuk semua perizinan
Menurut dia, warga Kudus tidak ingin situasi wilayah yang aman dan kondusif ini dinodai oleh aksi-aksi yang bisa menimbulkan keresahan banyak pihak. "Jika ingin menyampaikan aspirasi, kami persilakan disampaikan dengan santun dan tidak merusak fasilitas umum," ujarnya.
Ia juga mempersilakan semua pihak yang ingin menyampaikan aspirasinya dengan jalan dialog dengan dirinya, agar nantinya dijadwalkan agenda pertemuannya. "Siapapun kami layani, sehingga elemen masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi lewat audiensi juga kami terima. Silakan menyampaikan agar nantinya diatur jadwalnya," ujarnya.
Ia terbuka dengan kritik dan masukan, sehingga akan diterima dengan lapang dada, bahkan pendopo juga dipersilakan dimanfaatkan untuk kegiatan masyarakat karena milik rakyat. Sedangkan pemanfaatannya tentu harus dijadwalkan agar tidak berbarengan dengan agenda lainnya.
Karangan bunga yang berdatangan dari berbagai elemen masyarakat, baik pengusaha maupun tokoh masyarakat hingga organisasi kemasyarakatan juga memberikan ajakan agar masyarakat ikut menjaga Kota Kudus tetap aman dan damai serta jangan mau diprovokasi maupun diadu domba.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.