Jakarta (ANTARA) - Pernahkah Anda tiba-tiba merasakan sensasi geli, seperti ditusuk jarum halus, atau bahkan mati rasa pada tangan, kaki, atau bagian tubuh lainnya? Kondisi yang dikenal sebagai kesemutan ini sering dianggap wajar karena biasanya muncul setelah tubuh berada dalam posisi yang sama terlalu lama.
Namun, jika kesemutan datang tanpa alasan jelas, muncul berulang kali, atau berlangsung cukup lama, bisa jadi ini merupakan sinyal bahwa ada gangguan pada saraf atau peredaran darah Anda.
Agar tidak mengabaikan kondisi yang berpotensi berkaitan dengan masalah kesehatan serius, penting untuk memahami apa saja gejala kesemutan yang perlu diwaspadai serta penyebab yang mungkin menjadi pemicu-nya.
Lantas apa saja gejala dan penyebab dari kesemutan? Simak ulasannya berikut ini, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Gejala kesemutan
Kesemutan atau dalam istilah medis disebut parestesia dapat muncul di bagian tubuh mana saja. Namun, tangan, kaki, paha, dan kepala menjadi area yang paling sering merasakannya. Ketika kondisi ini terjadi, beberapa sensasi yang mungkin muncul antara lain:
• Sensasi seperti ditusuk jarum halus
• Terasa panas, perih, atau justru dingin
• Kelemahan pada bagian yang terdampak
Keluhan ini bisa berlangsung hanya sebentar, tapi pada sebagian kasus dapat menetap lebih lama. Jika kesemutan berkepanjangan, bagian tubuh tersebut berisiko menjadi kaku. Bahkan bila terjadi pada kaki, penderitanya bisa mengalami gangguan saat berjalan.
Tingkat keparahan dan gejala penyerta yang muncul dapat bervariasi sesuai dengan penyebabnya. Pada penderita neuropati akibat diabetes, misalnya, kesemutan biasanya dimulai dari telapak kaki lalu bergerak naik ke betis, atau bermula dari ujung jari tangan dan menjalar ke lengan.
Penyebab kesemutan
Tidak selalu mudah menentukan penyebab munculnya kesemutan. Pada banyak kasus, sensasi ini hanya berlangsung sebentar dan dipicu oleh saraf yang tertekan atau aliran darah yang tidak lancar.
Contohnya, ketika terlalu lama duduk bersila, tidur dengan posisi tangan terjepit, atau melakukan aktivitas berulang seperti bermain tenis maupun alat musik, saraf bisa ikut tertekan sehingga memicu kesemutan.
Namun, jika keluhan terjadi terus-menerus atau sering kambuh tanpa alasan jelas, kondisi tersebut bisa menandakan adanya gangguan kesehatan tertentu, seperti:
• Defisiensi vitamin B12
• Infeksi tertentu, misalnya HIV/AIDS, herpes zoster, hepatitis B dan C, atau penyakit Lyme
• Masalah peredaran darah
• Stroke
• Multiple sclerosis
• Stres dan kecemasan yang mempengaruhi respons saraf
• Kerusakan atau gangguan pada saraf tepi
• Penyakit autoimun, seperti lupus, sindrom Sjogren, sindrom Guillain-Barre, penyakit celiac, hingga rheumatoid arthritis
• Efek samping obat, termasuk obat kemoterapi, obat antikejang, atau obat untuk terapi HIV/AIDS
Itulah gejala dan penyebab terjadinya kesemutan. Jika keluhan ini sering muncul, tidak membaik dalam waktu lama, atau disertai gejala lain seperti kelemahan otot, gangguan keseimbangan, atau kesulitan berbicara, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Dengan mengetahui penyebabnya sejak dini, penanganan yang tepat bisa diberikan dan risiko komplikasi pun dapat dicegah.
Baca juga: Cara efektif atasi kesemutan dan mencegahnya kambuh
Baca juga: Diagnosis kesemutan: Pemeriksaan dan kapan harus ke dokter
Baca juga: Apa itu kesemutan dan mengapa bisa terjadi? Ini penjelasan medisnya
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































