Jakarta (ANTARA) - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki terus menunjukkan penguatan signifikan.
Duta Besar Turki untuk Indonesia, Talip Küçükcan, mengumumkan peningkatan frekuensi penerbangan antara kedua negara dari 14 kali menjadi 32 kali per minggu, hal itu sekaligus menjadi simbol meningkatnya mobilitas dan interaksi antarwarga kedua negara.
"Artinya, semakin banyak orang akan pergi ke Turki dan kemudian kembali ke Indonesia,” ujar Küçükcan dalam sambutannya pada peringatan Hari Republik Turki ke-102 di Jakarta, Rabu malam.
Ia menambahkan, sejak Juli 2025 warga negara Turki dapat masuk ke Indonesia tanpa visa. Kebijakan tersebut disebutnya sebagai tonggak sejarah baru yang memperkuat hubungan antar masyarakat dan memperluas kerja sama di berbagai bidang.
Kesepakatan kedua negara untuk memperluas kerja sama penerbangan sipil turut mempertegas arah kemitraan strategis tersebut. Selain menambah kapasitas penumpang, perluasan rute penerbangan diharapkan mendukung konektivitas, pariwisata, perdagangan, serta membuka peluang ekonomi yang lebih luas di kawasan.
Dari pihak Indonesia, terdapat delapan destinasi baru yang akan terhubung langsung dengan Turki, yakni Yogyakarta, Majalengka, Manado, Medan, Balikpapan, Sorong, Kediri, dan Lombok. Sementara dari pihak Turki, dua kota baru yakni Izmir dan Bodrum akan melengkapi rute yang telah ada di Istanbul, Ankara, dan Antalya.
Dubes Küçükcan juga menyinggung kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia pada Februari 2025, yang menandai pendalaman kemitraan strategis kedua negara. Kunjungan tersebut menghasilkan pertemuan pertama Dewan Kerja Sama Strategis (Strategic Cooperation Council) di Bogor, Jawa Barat, yang menjadi tonggak baru hubungan bilateral kedua negara.
Dua bulan setelahnya, Presiden RI Prabowo Subianto melakukan kunjungan resmi ke Ankara dan berpidato di Parlemen Turki. Dubes Küçükcan menyebut bahwa Prabowo menjadi presiden Indonesia kedua yang berbicara di hadapan parlemen Turki setelah Susilo Bambang Yudhoyono, menandai kehangatan diplomatik yang terus terjaga.
Pada kesempatan itu, Dubes Küçükcan menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Luar Negeri RI dan berbagai lembaga pemerintah atas dukungan serta kerja sama yang konsisten dalam memperkuat hubungan kedua negara.
Peringatan Hari Republik Turki yang diselenggarakan Kedutaan Besar Turki di Jakarta turut menjadi momen refleksi atas sejarah berdirinya negara tersebut.
Pada 29 Oktober 1923, Mustafa Kemal Ataturk secara resmi mendeklarasikan nama bangsa dan memproklamasikan Republik Turki, sekaligus terpilih sebagai presiden pertama melalui pemungutan suara di parlemen.
Baca juga: Indonesia dan Turki sepakati peningkatan kerja sama penerbangan sipil
Baca juga: Menperin gelar pertemuan bisnis di Turki, buka peluang investasi baru
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































