Bondowoso (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mencatat sebanyak 68 rumah yang tersebar di dua kecamatan rusak akibat diterjang angin kencang disertai hujan deras.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bondowoso Kristianto mengemukakan setelah petugas BPBD melakukan asesmen dampak bencana angin kencang yang terjadi pada Rabu (22/10) kemarin ada 68 rumah rusak di sejumlah desa yang tersebar di Kecamatan Binakal dan Kecamatan Curahdami.
"Jadi ada beberapa desa di dua kecamatan yang terdampak bencana angin kencang. Dari 68 rumah rusak itu, tiga diantaranya mengalami rusak berat, sedangkan 65 rumah lainnya rusak ringan dan rusak sedang," ujarnya saat dihubungi di Bondowoso, Jawa Timur, Kamis.
Menurut Kristianto, pada hari ini pemerintah daerah setempat melalui dinas terkait yakni BPBD dan Dinas Sosial mulai menyalurkan bantuan kebutuhan bagi masyarakat terdampak bencana angin kencang seperti bahan kebutuhan pangan atau sembako.
Baca juga: Banjir bandang terjang dua kecamatan di Bondowoso
Selain memberikan bantuan sembako bagi korban terdampak bencana, lanjutnya, petugas BPBD bersama TNI/Polri beserta forum pimpinan kecamatan dan pemerintahan desa mengevakuasi pohon tumbang yang menutup jalan desa maupun jalan kecamatan.
"Petugas BPBD sejak kemarin mengevakuasi pohon tumbang di beberapa titik termasuk evakuasi pohon tumbang menimpa rumah warga. Hari ini melanjutkan membersihkan pohon bambu yang juga tumbang ke jalan desa akibat angin kencang," kata Kristianto.
Informasi yang diperoleh, angin kencang yang disertai hujan deras pada Rabu (22/10) siang kemarin memporak-porandakan puluhan rumah warga di Kecamatan Binakal dan Kecamatan Curahdami, namun dalam peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca juga: Angin puting beliung terjang rumah warga dua kecamatan di Bondowoso
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































