Kota Jambi (ANTARA) - Direktur Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jambi, Oscar Anugrah menilai bahwa banjir Kota Jambi pada Jumat (12/12) petang bukan semata-mata curah hujan yang tinggi, tetapi merupakan konsekuensi langsung dari pembangunan yang tidak memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
"Ini bukan bencana alam, tetapi bencana ekologis yang terlahir dari kebijakan pembangunan tanpa kajian lingkungan yang memadai," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jambi, Jumat.
Ia menegaskan bahwa WALHI tidak menolak pembangunan, namun pembangunan harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan rakyat.
WALHI Jambi telah meminta dan mendesak pihak pemerintah untuk memeriksa kembali izin yang diberikan kepada pembangunan yang tidak memperhatikan keberlanjutan lingkungan, banjir kali ini melanda di beberapa titik daerah Kota Jambi yaitu di kantor gubernur, Simpang Mayang, Simpang 4 Sipin, Kenali Asam Atas, Simpang 4 Pal 7 Kenali Asam Bawah dan wilayah lainnya.
Baca juga: Dishub Aceh fasilitasi pengiriman bantuan yang dihimpun masyarakat
Situasi itu, kata dia, memperlihatkan bahwa risiko ekologis tidak pernah berdiri sendiri, lahir dari kombinasi tata ruang yang abai, drainase yang tak memadai, dan praktik pembangunan yang tidak memprioritaskan keselamatan warga.
Ketika curah hujan durasi singkat mampu memutus aktivitas sosial dan ekonomi dua RT sekaligus, maka jelas hal itu bukan sekadar cuaca ekstrem,, namun kegagalan pemerintah memastikan ruang hidup yang layak dan aman bagi warganya.
Menurut Oscar, masyarakat tidak seharusnya terus menjadi korban berulang. Mereka membutuhkan jaminan pemulihan, penataan wilayah yang berpihak pada keselamatan publik, serta langkah pencegahan nyata yang tidak berhenti pada tanggap darurat sesaat.
"Setiap kali banjir datang, yang tenggelam bukan hanya lantai rumah dan perabot tetapi juga rasa aman, kesehatan keluarga, serta kemampuan warga untuk pulih. Tanpa keberpihakan ekologis yang serius, banjir hari ini hanya akan menjadi pengantar bagi bencana berikutnya," tutup dia.
Baca juga: BPBD Muba: 170 kepala keluarga terdampak banjir akibat hujan
Pewarta: Agus Suprayitno
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































