Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) bagian selatan khususnya beberapa wilayah Kabupaten Cilacap telah memasuki musim kemarau seiring dengan menurunnya curah hujan pada Juni 2025.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo, di Cilacap, Rabu, mengatakan berdasarkan hasil pemantauan curah hujan pada Juni 2025, beberapa kecamatan di Cilacap mencatat akumulasi curah hujan bulanan kurang dari 150 milimeter, sehingga dinyatakan telah memasuki musim kemarau.
"Wilayah yang sudah memasuki musim kemarau di antaranya Kecamatan Nusawungu dengan curah hujan 94 milimeter per bulan, Binangun 95 milimeter per bulan, Kroya 143 milimeter per bulan, Kesugihan 137 milimeter per bulan, dan Jeruklegi 142 milimeter per bulan," katanya.
Menurut dia, kecamatan lain di Cilacap masih mencatat curah hujan kategori menengah hingga tinggi yang berkisar 150-500 milimeter pada bulan Juni, sehingga musim kemarau di daerah tersebut diperkirakan mundur.
Ia mengatakan hujan di sebagian besar wilayah Cilacap pada bulan Juni dipengaruhi beberapa faktor cuaca skala mingguan seperti fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, Rossby Ekuator, belokan angin, serta suhu muka laut (Sea Surface Temperarature/SST) yang masih cukup hangat di beberapa wilayah Indonesia.
Baca juga: BMKG: Waspada curah hujan tinggi pada tiga kabupaten di Jawa Tengah
"Selain itu, kelembapan udara di tingkat lokal juga relatif tinggi, sehingga hujan masih terjadi di sebagian besar Cilacap, bahkan wilayah Jawa," katanya.
Ia memprakirakan curah hujan di sebagian besar wilayah Cilacap pada bulan Juli berkisar 51-100 milimeter per bulan, kecuali Cilacap bagian selatan yang diprakirakan mencapai kisaran 101-150 milimeter per bulan.
Sementara pada bulan Agustus, kata dia, curah hujan di sebagian besar wilayah Cilacap diprakirakan hanya berkisar 21-50 milimeter per bulan.
"Bulan Agustus diprakirakan akan menjadi puncak musim kemarau di Cilacap," katanya.
Terkait dengan kondisi perairan selatan Jawa Tengah pada bulan Juli, dia memprakirakan tinggi gelombang rata-rata mencapai kisaran 2–3 meter dengan ketinggian maksimum dapat mencapai kisaran 3,5-4 meter.
Menurut dia, angin dominan berasal dari arah timuran, yakni timur laut, timur, hingga tenggara dengan kecepatan berkisar 5–20 knot.
Baca juga: BMKG: Waspada 5 kabupaten di Jateng berstatus siaga curah hujan tinggi
"Dalam beberapa hari ke depan, wilayah Cilacap masih berpotensi terjadi hujan ringan hingga sedang pada sore atau malam hari, dengan suhu udara berkisar 22–32 derajat Celcius, kelembapan antara 60–97 persen, serta angin bertiup dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan 5–25 kilometer per jam," kata Teguh.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.