Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) melaporkan program Agrosolution, yang diluncurkan pada 2020, telah menjangkau lebih dari 50 ribu petani hingga September 2025.
Direktur Operasi Pupuk Kaltim F. Purwanto, dikutip dari keterangan pers di Jakarta, Kamis, menyampaikan Agrosolution telah menjangkau 50.918 petani dengan cakupan lahan mencapai 103.271 hektare di 16 provinsi, termasuk Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Jawa Timur.
“Kami tidak hanya ingin dikenal sebagai produsen pupuk, tetapi juga sebagai mitra petani dalam membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan,” ujar Purwanto.
Program Agrosolution adalah inisiatif pendampingan dari Pupuk Kaltim yang bertujuan untuk membangun ekosistem pertanian modern, mandiri, dan berkelanjutan.
Melalui program ini, petani mendapat dukungan berupa bibit, pupuk, pengolahan tanah, teknologi pertanian presisi, akses permodalan, serta kepastian offtaker dengan harga di atas rata-rata pasar.
Menurut Purwanto, program ini terbukti meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan. Di lokasi pendampingan, hasil panen padi meningkat rata-rata 16 persen, sementara jagung melonjak hingga 41 persen.
Baca juga: Pupuk Kaltim kurangi batu bara, pangkas 59 ribu ton emisi per tahun
Purwanto mengatakan Pupuk Kaltim berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan Agrosolution agar semakin banyak petani yang merasakan manfaatnya. Fokus ke depan adalah memperkuat dampak program terhadap kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.
“Kami akan terus konsisten mendampingi petani agar manfaat program ini semakin luas dan berkelanjutan,” ucap Purwanto.
Salah satu petani yang tergabung dalam program Agrosolution, Hadi Sugianto dari Kalimantan Timur, mengatakan bahwa sejak bergabung pada 2024, hasil panennya naik dari 3 ton menjadi 4,5–7 ton per hektare.
Ia menuturkan lewat program ini, dirinya mendapat pembekalan mengenai pertanian presisi, mulai dari pengukuran pH tanah, teknik pemupukan berbasis kebutuhan, hingga penyesuaian jenis dan dosis pupuk sesuai musim tanam. Dia juga diperkenalkan dengan konsep pertanian organik yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Baca juga: Pupuk Kaltim lakukan konservasi terumbu karang seluas 2.557 m2
“Panen saya meningkat 60–70 persen setelah ikut program ini. Saya juga belajar teknik pertanian presisi dan organik yang lebih efisien,” ucap Hadi.
Baca juga: Pupuk Kaltim dorong implementasi TJSL dukung pembangunan berkelanjutan
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.