Badan Geologi: Waspadai erupsi freatik di Gunung Tangkuban Perahu

1 day ago 23
Peningkatan gempa frekuensi rendah ini berkorelasi dengan peningkatan intensitas hembusan gas

Bandung (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya erupsi freatik di Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Bandung Barat, meski status aktivitas gunung tersebut masih berada pada Level I atau Normal.

Kepala Badan Geologi M Wafid mengatakan dengan curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut turut meningkatkan potensi erupsi freatik karena terjadi kontak antara air dengan magma atau material panas di dalam gunung api.

"Perlu diwaspadai potensi bahaya berupa erupsi freatik, yaitu erupsi yang terjadi tanpa ada peningkatan gejala vulkanik yang jelas atau signifikan. Erupsi freatik dapat disertai hujan abu dan lontaran material di sekitar kawah,” kata Wafid di Bandung, Senin.

Wafid menjelaskan, saat air di danau kawah bertemu dengan material vulkanik panas, akan terjadi pemanasan yang sangat cepat dan menghasilkan uap dengan tekanan tinggi hingga menghasilkan erupsi freatik.

Baca juga: BNPB: Cirebon tanggap darurat longsor hingga 6 Juni 2025

Dia mengatakan, berdasarkan pemantauan dari 30 Mei hingga 1 Juni 2025, tercatat adanya peningkatan aktivitas kegempaan berupa 21 hingga 37 kejadian gempa hembusan serta 100 kejadian gempa frekuensi rendah.

Dia menambahkan, gempa-gempa ini menunjukkan adanya pergerakan fluida di kedalaman dangkal dan berkaitan erat dengan peningkatan hembusan gas dari dasar kawah.

“Peningkatan gempa frekuensi rendah ini berkorelasi dengan peningkatan intensitas hembusan gas. Peningkatan ini dapat terjadi karena perubahan tekanan di kedalaman dangkal,” katanya.

Oleh karena itu, Wafid merekomendasikan agar masyarakat dan wisatawan tidak mendekat ke dasar kawah, tidak berlama-lama dan tidak menginap di area kawasan kawah-kawah aktif yang berada di Gunung Tangkuban Perahu.

"Kemudian segera menjauhi atau meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas atau ketebalan asap kawah atau jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik,” kata dia.

Badan Geologi juga meminta pemerintah daerah serta BPBD provinsi dan kabupaten agar terus berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Perahu di Desa Cikole, Lembang, maupun dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.

Baca juga: Polisi kembangkan penyelidikan kasus longsor di tambang Gunung Kuda

Baca juga: Korban tewas akibat longsor di Gunung Kuda bertambah jadi 20 orang

Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |