Bandung (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung mencatat selama periode Juni 2025 telah terjadi sebanyak 92 kejadian gempa bumi di Jawa Barat dan sekitarnya.
"Dari 92 kali kejadian, guncangan gempa bumi terbesar yang tercatat adalah 5 magnitudo dan yang terkecil 1,2 magnitudo,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung Teguh Rahayu di Bandung, Rabu.
Teguh menyampaikan berdasarkan kedalaman, pusat gempa bumi berkedalaman kurang dari 60 kilometer sebanyak 82 kejadian, dan antara 60-300 kilometer 10 kejadian.
“Sepanjang periode bulan Juni 2025 terdapat tujuh kali gempa bumi yang dirasakan,” kata dia.
Baca juga: BMKG: Jawa Barat diguncang 98 kali gempa selama Februari 2025
Baca juga: BMKG: 106 kali gempa guncang Jawa Barat selama Januari 2025
Dia menyebut berdasarkan letak hiposenternya, terjadi 53 gempa bumi yang berpusat di laut, sedangkan 39 kejadian gempa bumi lainnya berpusat di darat.
Salah satu gempa bumi terbesar pada Juni ini berkekuatan 5 magnitudo yang berpusat di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat pada Senin (9/6), yang dirasakan di Cilacap, Banyumas, Kebumen, Tasikmalaya dan Garut.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif,” katanya.
BMKG Bandung memberikan rekomendasi bagi masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.
Jika terjadi gempa bumi, masyarakat agar tetap tenang, waspada, dan mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, serta informasi dari BMKG.
“Kami mengimbau jika terjadi gempa bumi masyarakat diminta untuk tenang, waspada, serta tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab,” kata Teguh.*
Baca juga: Rumah hunian tetap korban bencana di Sukabumi berdesain tahan gempa
Baca juga: BPBD Garut siap bantu perbaiki 41 rumah rusak dampak gempa
Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.