Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, menyampaikan diaspora Indonesia dan talenta kreatif sebagai senjata bagi bangsa untuk memenangi persaingan di tengah gempuran disruptif teknologi seperti AI dan Web3.
“Di era disrupsi digital yang ditandai oleh AI, blockchain, Web3, dan platform global, kita tidak boleh melihat ini sebagai ancaman. Justru inilah peluang besar. Talenta ekonomi kreatif adalah kunci agar Indonesia bisa kompetitif dan bahkan memimpin di panggung dunia,” ujar Irene dalam keterangan pers yang diterima, Rabu.
Irene, yang hadir dalam Global Human Capital (GHC) Summit 2025, Selasa (26/8) menambahkan, bahwa kekuatan terbesar Indonesia ada pada budaya, kreativitas, dan talenta manusianya, yang menjadikan ekonomi kreatif tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga berperan sebagai soft power bangsa di mata dunia.
Baca juga: Menaker tekankan transformasi SDM di tengah disrupsi digital
Ia juga menekankan peran strategis diaspora Indonesia untuk membuka akses pasar internasional, membangun jejaring global, sekaligus menjadi mentor dan kolaborator bagi talenta lokal.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Rahayu Saraswati, menekankan pentingnya membangun ekosistem yang mendukung talenta muda Indonesia agar dapat berkembang menghadapi tantangan era digital.
“Indonesia memiliki bonus demografi yang luar biasa. Jika generasi muda kita dipersiapkan dengan baik, mereka bukan hanya akan menjadi penonton, tetapi pemain utama dalam transformasi digital dan ekonomi kreatif global,” ungkap Rahayu Saraswati.
Baca juga: AI: praktek dan RUU Penyiaran
Melalui kolaborasi hexahelix, yang meliputi pemerintah, industri, akademisi, komunitas, media, dan diaspora, Kementerian Ekraf berkomitmen memperkuat kapasitas talenta nasional dengan langkah konkret berupa pendidikan, inkubasi, serta kebijakan pendukung.
Kementerian Ekraf optimistis Indonesia mampu menjadikan disrupsi digital sebagai peluang inovasi menuju daya saing global dan pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Global Human Capital (GHC) Summit 2025, merupakan sebuah forum internasional yang mempertemukan pemimpin pemerintah, industri, akademisi, dan komunitas untuk membahas masa depan pengembangan sumber daya manusia.
Baca juga: HPN di Riau bahas tantangan jurnalisme menghadapi disrupsi digital
Baca juga: Industri TV nasional perlu adaptif hadapi disrupsi digital
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.