Bandarlampung (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Akhmad Munir menyebutkan pekan pendidikan wartawan yang dilaksanakan oleh PWI Lampung menjadi ikhtiar bersama dalam menjaga integritas, marwah, dan profesionalisme seorang jurnalis.
"Kami (PWI) organisasi besar, anggotanya hampir 35 ribu yang tersebar di Indonesia, dalam praktiknya hal ini perlu dibina sehingga dalam prosesnya cara paling efektif melalui pendidikan dan latihan guna menjaga integritas profesional dengan patuh kepada kode etik jurnalistik," katanya di Bandarlampung, Senin.
Menurut dia, sejak kelahirannya PWI bukan semata-mata bertujuan menyatukan wartawan pada masanya. PWI lahir dari tekad dan semangat perjuangan untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Artinya, PWI memiliki DNA perjuangan. Selama negara ini berdiri, PWI menjadi bagian dari upaya perjuangan bangsa, karena itu kami senantiasa berkomitmen menjaga marwah dan martabat organisasi dengan tetap memegang nilai perjuangan serta beradaptasi terhadap disrupsi media," kata dia.
Baca juga: PWI Pusat-BNN RI kolaborasi perang melawan narkoba lewat pemberitaan
Munir pun mengatakan bahwa di tengah disrupsi yang terjadi akibat teknologi PWI harus tetap tegak menjaga NKRI dengan memegang teguh nilai-nilai perjuangan yang diwariskan para pendiri.
"Namun begitu, kadang kita temui wartawan nakal. Nah kepada bapak mitra kalau ada yang nakal tolong diingatkan karena kami mengingatkan wartawan itu jadi profesional menjunjung kode etik jurnalistik dan itu bisa dilakukan ketika semuanya saling mengingatkan," kata dia.
Kemudian, lanjut dia, apabila ada teman-teman wartawan yang melakukan kritik atau mengkritisi pemerintah, badan atau lembaga, jangan langsung dibilang menyudutkan.
"Karena hal itu adalah bagian dari upaya agar kinerja pemerintah, lembaga, atau badan lebih baik atau meningkat," kata dia.
Baca juga: Terima audiensi PWI, Kapolri: Pers mitra strategis Polri
Ia pun mengingatkan kepada teman-teman wartawan di Lampung agar jangan jadikan tulisan atau kritikan kepada pemerintah, lembaga atau badan dengan niatan yang buruk.
"Jangan jadikan kritik dan penulisan yang membuat kita enak dan bagian kerja-kerja yang berniat buruk. Pasal satu kode etik jurnalistik sudah dijelaskan wartawan Indonesia harus berniat baik, jadi mohon izin kalau nulis kritik tentang hal tidak baik soal instansi niatkan untuk kebaikan, bukan sebaliknya ini penting banget," kata dia.
Sementara itu Ketua PWI Lampung Wirahadikusumah menyampaikan bahwa kegiatan pekan pendidikan wartawan Lampung digelar lima hari ke depan.
"Kegiatan ini momentum penting bagi insan pers guna memperkuat kompetensi, terutama di tengah perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau AI," kata dia.
Baca juga: Jaksa Agung terima kunjungan PWI Pusat: Pers sahabat yang harus dijaga
Baca juga: PWI-Jenderal Dudung Abdurachman perkuat sinergi untuk bela negara
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































