Sejarah dan dinamika perayaan maulid Nabi Muhammad SAW

3 weeks ago 4

Jakarta (ANTARA) - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momen penting bagi umat Islam untuk mengenang kelahiran Rasulullah sekaligus meneladani akhlak serta perjuangan beliau.

Perayaan ini tidak hanya sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi, tetapi juga kesempatan bagi umat Islam untuk memperkuat iman dan ketakwaan.

Dalam tradisi masyarakat Muslim, Maulid Nabi biasanya diisi dengan pengajian, doa bersama, dan kegiatan sosial seperti sedekah. Tujuannya untuk menumbuhkan rasa syukur serta meningkatkan kecintaan terhadap Rasulullah.

Penetapan tanggal Maulid Nabi 2025
Menurut kalender Hijriah Kementerian Agama, 1 Rabiul Awal 1447 H jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025. Berdasarkan perhitungan ini, Maulid Nabi yang bertepatan dengan 12 Rabiul Awal akan diperingati pada Jumat, 5 September 2025. Penetapan tersebut menjadi acuan resmi masyarakat dan lembaga pemerintah dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Awal mula tradisi Maulid
Sejarah mencatat, peringatan kelahiran Nabi telah dilakukan sejak awal masa Islam. Dalam catatan Ahmad Sauri dalam buku Sejarah Maulid Nabi (2015) yang merujuk pada karya Nuruddin Ali, disebutkan bahwa seorang tokoh bernama Khaizuran—ibu dari Khalifah Musa al-Hadi dan Harun al-Rasyid pada masa Dinasti Abbasiyah—telah memerintahkan masyarakat Madinah dan Makkah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad pada abad ke-2 Hijriah.

Khaizuran, yang memiliki pengaruh besar di masa kekuasaan Abbasiyah, menjadikan peringatan Maulid sebagai sarana menumbuhkan kecintaan umat kepada Rasulullah sekaligus melestarikan situs sejarah Islam.

Perayaan di masa Dinasti Fathimiyyun
Sejarawan Islam Al-Maqrizi dalam kitab Al-Khuthath menjelaskan bahwa tradisi peringatan Maulid Nabi secara lebih luas dimulai pada abad ke-4 Hijriah oleh Dinasti Fathimiyyun di Mesir. Dinasti ini, yang berkuasa sejak 362 H, memperkenalkan enam perayaan hari lahir sekaligus, yaitu Maulid Nabi Muhammad, Ali bin Abi Thalib, Fatimah az-Zahra, Hasan, Husein, serta hari lahir khalifah yang sedang berkuasa.

Namun, pada masa pemerintahan Al-Afdhal (487 H), perayaan tersebut sempat dihapus. Tradisi itu kemudian dihidupkan kembali oleh Khalifah Al-Amir Liahkamillah setelah tahun 515 H, hingga akhirnya berkembang dan menyebar ke berbagai belahan dunia Islam.

Pandangan ulama
Meski demikian, para ulama menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi tidak pernah dilakukan pada masa Rasulullah SAW maupun pada periode Khulafaur Rasyidin. Bahkan sejumlah ulama menyoroti kesesatan ajaran Syiah Bathiniyah yang dianut Dinasti Fathimiyyun. Imam Al-Ghazali, misalnya, dalam kitab Fadhaih Bathiniyyah menilai paham tersebut menyimpang dari ajaran Islam.

Tradisi Maulid di Indonesia
Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan berbagai tradisi keagamaan yang beragam. Masyarakat Jawa, misalnya, membacakan kitab Barzanji, Simtud Dhurar, atau Diba’ yang berisi pujian kepada Rasulullah. Setelah itu, jamaah biasanya menikmati hidangan bersama secara gotong royong.

Di Sulawesi Selatan, tradisi Maulid dikenal dengan nama Maudu Lompoa atau Maulid Akbar yang dirayakan di Desa Cikoang, Kabupaten Takalar. Dalam perayaan ini, masyarakat mengarak replika perahu Pinisi berhiaskan kain sarung dan telur berwarna-warni, simbol bahtera pembawa berkah. Acara tersebut menjadi atraksi budaya sekaligus daya tarik wisata religi di wilayah tersebut.

Penutup
Lewat berbagai tradisi dan sejarah panjangnya, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW terus hidup di tengah umat Islam hingga saat ini. Lebih dari sekadar perayaan, Maulid menjadi momentum untuk memperdalam kecintaan kepada Rasulullah, meneladani akhlak beliau, serta memperkuat persaudaraan antarumat Islam di seluruh dunia.

Baca juga: 25 ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 yang penuh makna & cinta kasih

Baca juga: Deretan kuliner tradisional Nusantara saat merayakan Maulid Nabi

Baca juga: Menag ajak warga sambut Maulid Nabi Muhammad dengan riang gembira

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |