Produk tanah pasundan di panggung global

2 weeks ago 11
Berbagai pintu mereka ketuk dengan proaktif, termasuk mencari pembeli baik melalui e-mail dan media sosial

Jakarta (ANTARA) - Provinsi Jawa Barat tercatat sebagai wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia dengan 50.345.200 jiwa mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024.

Angka tersebut sama dengan sekitar 17 persen lebih dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan yang berkisar 281,6 juta jiwa.

Tingginya jumlah penduduk Jawa Barat membuat provinsi ini melahirkan potensi pasar yang luas, ketersediaan tenaga kerja yang banyak, serta angka wirausahawan baru yang tinggi.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) Kabupaten Sukabumi mencatat pada Juli 2025 ada 212.633 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Sukabumi.

UMKM jenis makanan, kriya, dan fesyen mendominasi ragam UMKM yang hadir di tanah pasundan ini.

Tempe yang mendunia

Sepasang suami istri di Desa Balekambang, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bermimpi memperkenalkan makanan tradisional tempe ke pusaran pasar internasional.

Handry Wahyudi dan Vivi Herviany memulai bisnis keripik tempe dengan nama CV Kahla Global Persada pada 2014.

Pengembangan produk pun ditempuh dari hanya membuat keripik tempe original, kemudian melahirkan beragam rasa seperti rendang, sapi panggang, sambal toel, hingga ayam bawang.

Distribusi penjualan dari yang semula di warung kecil sekitaran rumah mereka, kini meluas ke pasar tradisional, lalu merambah ke pasar modern di berbagai daerah di Indonesia.

Satu tujuan besar yang ada di kepala mereka adalah membuat usaha mereka semakin besar agar semakin banyak tenaga kerja sekitar yang bisa terserap.

Setahun setelah usahanya berjalan, koleganya di Kanada dan Norwegia memesan 24 pax atau satu box keripik tempe Kahla. Tak banyak memang, namun satu box itu berhasil melahirkan ide untuk membuka peluang ke pasar internasional.

“Kalau sebelumnya waktu itu kami tidak bicara piece ya. Waktu itu kami per kilo hitungnya. Waktu itu dari 10 kilo, terus naik lagi menjadi 20 kilo terus sampai Alhamdulillah sekarang kita bisa sampai 30.000 piece per bulan,” kata Handry.

Badai besar menghantam para pelaku usaha di tahun 2020, termasuk CV Kahla Global Persada yang tidak dapat lari dari gempuran pandemi COVID-19.

Banyak usaha lesu, bahkan mati. Namun semangat Handry dan Vivi untuk bangkit terus berkobar layaknya obor perjuangan yang terus menyala.

Berbagai pintu mereka ketuk dengan proaktif, termasuk mencari pembeli baik melalui e-mail dan media sosial.

Beruntungnya, sebelum pandemi merebak, Kahla sempat mengikuti Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 yang digagas oleh Kementerian Perdagangan.

Di pameran internasional tersebut, keripik tempe Kahla diperkenalkan ke berbagai calon pembeli dari berbagai negara.

Baca juga: Wamen: KUR harus dukung UMKM sektor produksi demi entaskan kemiskinan

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |