Lamongan, Jawa Timur (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Lamongan membebaskan 21 pelajar yang sempat diamankan di sejumlah tempat karena diduga terprovokasi untuk ikut serta dalam aksi anarkis di tengah demonstrasi mahasiswa di wilayah setempat.
Kapolres Lamongan AKBP Agus Dwi Suryanto mengatakan pengamanan dilakukan sebagai langkah pencegahan agar pelajar tidak salah arah dalam bertindak.
"Mereka kami amankan karena terindikasi berkelompok dan berpotensi terprovokasi melakukan tindakan anarkis," katanya di Lamongan, Jawa Timur, Senin.
Ia menjelaskan seluruh pelajar tersebut dibawa ke Mapolres Lamongan untuk diberikan pembinaan dengan melibatkan orang tua masing-masing.
Baca juga: Polres Lamongan selidiki grup Facebook tertutup bertema sesama jenis
"Permintaan teman-teman mahasiswa agar mereka dikembalikan kepada orang tuanya kami terima. Semuanya dalam kondisi sehat walafiat," katanya.
Meski demikian, AKBP Agus menuturkan para pelajar tersebut akan terus dibina agar tidak mudah terprovokasi maupun memprovokasi.
Menurutnya, mereka merupakan generasi penerus bangsa sehingga jangan sampai terjerumus tindakan anarkis.
Melalui pembinaan, kata dia, anak-anak bisa selamat dari tindakan yang tidak diinginkan baik tidak menjadi pelaku maupun korban.
"Kembali ke rumah masing-masing," katanya.
Baca juga: Polres Lamongan siagakan personel kawal pengesahan PSHT
Sementara itu, salah satu peserta aksi, As’ad Khoirul Annas pun menyayangkan adanya pelajar yang ikut diamankan meski akhirnya dibebaskan.
"Tadi, teman kami para pelajar ada yang diamankan. Sangat disayangkan meski akhirnya dibebaskan, karena bagi kami pelajar adalah generasi bangsa dan pemimpin masa depan, Mereka berhak ikut menyuarakan," katanya.
Ia menambahkan, dalam aksi unjuk rasa yang dilakukan tersebut menuntut penghentian aksi kekerasan oleh aparat, pembebasan para demonstran yang ditahan di berbagai daerah serta pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah/Alimun Khakim
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.