Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyoroti urgensi perubahan cara berpikir para penyelenggara dalam melakukan akreditasi perguruan tinggi.
"Kami akan mengundang BAN-PT (Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi), sebenarnya ada sesuatu yang kurang pas memang dari mindset akreditasi di Indonesia ini Pak. Saya sebenarnya sudah menyampaikan, tapi mungkin perlu sosialisasi lebih banyak lagi," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen di Jakarta, Rabu.
Ia menceritakan pengalaman saat menjadi Kepala Program Studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) beberapa waktu lalu, di mana Tim Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET) dari Amerika Serikat melakukan pendekatan yang berbeda dalam akreditasi perguruan tinggi.
Ia menyebut tim akreditasi internasional hadir bukan sebagai hakim yang menilai, melainkan konsultan untuk mengembangkan hal yang masih dirasa kurang.
"Dia bukan datang untuk menjadi judge, menjadi penentu, menjadi hakim. Dia ini A, B, C, tetapi mindset-nya itu adalah improvement. Dia datang untuk membantu meningkatkan kualitas," ujarnya.
Baca juga: UMJ Raih Akreditasi Unggul BAN-PT
Ia mengemukakan tentang pentingnya menjalani akreditasi.
"Saya merasakan betul ketika dulu saya diakreditasi sebagai ketua program studi. Saya diakreditasi oleh orang Amerika Serikat yang datang ke sini dengan orang Indonesia yang akreditasi kita sendiri. Orang Indonesia ini memang menakutkan, mengerikan Pak," katanya terkesan berkelakar.
Maka dari itu, Brian menyebutkan nantinya Kemdiktisaintek akan mencoba mengomunikasikan kembali ke BAN-PT agar mampu membantu meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia.
Tak hanya terhadap BAN-PT, ia memastikan koordinasi juga akan dilakukan dengan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) yang menjadi keluhan sejumlah perguruan tinggi, yang disebabkan oleh biaya akreditasi yang cukup mahal.
"Ini juga kita sedang lakukan evaluasi, karena seharusnya jangan sampai juga terlalu tinggi sehingga membebani teman-teman di perguruan tinggi," ujarnya.
Ia mengemukakan pentingnya pihak LAM lebih rasional terkait dengan akreditasi.
"Dan kami akan melihat dan berbicara dengan teman-teman di LAM bagaimana lebih rasionalisasi, dan juga kami sebenarnya mendorong dosen-dosen reviewer-nya itu jangan berasal dari lokasi yang terlalu jauh. Misalnya dari provinsi yang sama, sehingga biayanya tidak terlalu besar, atau dari provinsi yang berdekatan begitu. Itu kita mendorong ke sana supaya biaya menjadi tidak terlalu besar," demikian Brian Yuliarto.
Baca juga: LAM-PTKes akreditasi 4000 prodi kesehatan bantu capai Indonesia Emas
Baca juga: Universitas Lambung Mangkurat raih akreditasi Unggul dari BAN-PT
Baca juga: UINSU Medan raih akreditasi unggul dari BAN PT
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.