Padang (ANTARA) - Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi melaporkan gunung api yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) tersebut kembali meletus pada Rabu siang pukul 14:45 WIB setelah sebelumnya erupsi pada pukul 09:14 WIB.
"Terjadi erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat pukul 14:45 WIB, namun tinggi kolom abu tidak teramati," kata petugas PGA Gunung Marapi Ahmad Rifandi di Padang, Rabu.
Dalam laporannya, Ahmad Rifandi mengatakan erupsi tersebut terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30,3 milimeter serta berdurasi sekitar 35 detik.
Baca juga: Gunung Marapi erupsi Rabu pagi, lontarkan abu setinggi 800 meter
Pada letusan pertama pukul 09:14 WIB, PGA mencatat tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak gunung. Letusan ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 27,1 milimeter serta berdurasi sekitar 38 detik.
Saat ini Gunung Marapi masih berstatus Waspada atau Level II. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi, antara lain melarang masyarakat, wisatawan, atau pengunjung berkegiatan di dalam radius tiga kilometer dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek).
PVMBG juga mengingatkan ancaman potensi lahar dingin, terutama bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari puncak gunung api.
Baca juga: PGA Bukittinggi: Gunung Marapi erupsi 13 kali sepanjang Juli 2025
Kondisi tersebut terutama saat terjadi hujan atau musim hujan. Kemudian, kata dia, apabila terjadi hujan abu masyarakat diimbau menggunakan masker penutup hidung dan mulut guna menghindari gangguan saluran pernapasan.
Tidak hanya itu, lanjutnya, apabila terjadi hujan abu masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA).
PGA bersama PVMBG juga terus mengingatkan adanya tumpukan material akibat letusan gunung api tersebut yang menyebabkan munculnya aliran air dan sewaktu-waktu berpotensi terjadinya banjir lahar dingin.
Kondisi tersebut tidak bisa diabaikan karena sangat rentan dan berbahaya terutama saat hujan dengan intensitas tinggi. Hal yang paling mungkin terjadi yakni banjir lahar dingin seperti peristiwa 11 Mei 2024 yang menelan puluhan korban jiwa.
Baca juga: Pemkab Agam bagikan ribuan masker ke warga usai Gunung Marapi erupsi
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.