Jakarta (ANTARA) - Basarnas mengajukan dana kedaulatan penyelamatan dan pertolongan (SAR) sebagai sumber pendanaan alternatif agar dapat merespons bencana lebih cepat di dalam maupun luar negeri.
Sekretaris Utama Basarnas Abdul Haris dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu, mengatakan usulan tersebut telah diajukan melalui dua surat resmi ke Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Konsep ini merujuk pada Perpres 2021 tentang pooling fund penanggulangan bencana. Basarnas membutuhkan dana yang bisa digunakan segera dalam waktu 1x24 jam sejak kejadian," kata Abdul Haris.
Baca juga: Basarnas sebut kolaborasi jadi kunci penanganan bencana
Ia mencontohkan pada bencana gempa di Turki dan Myanmar, tim SAR Indonesia baru bisa hadir di lokasi pada hari kelima akibat keterbatasan pendanaan.
"Basarnas bukan sekadar lembaga administrasi, tetapi lembaga operasional di garis depan penyelamatan jiwa. Maka pendanaan cepat menjadi sangat krusial," ujarnya.
Abdul berharap Komisi V DPR mendukung strategi tersebut agar Basarnas memiliki fleksibilitas pendanaan dalam melaksanakan mandat nasional maupun internasional.
Baca juga: Wagub usul penempatan helikopter Basarnas di Sumbar
Baca juga: Basarnas hitung ketat anggaran kendaraan demi layanan SAR tetap cepat
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.