Bappenas terapkan pengendalian terpadu untuk pastikan capaian PN

2 weeks ago 13

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy menyampaikan bahwa pihaknya menerapkan mekanisme pengendalian terpadu untuk memastikan capaian prioritas nasional (PN).

“Program prioritas seperti makan bergizi, Program Hasil Terbaik Cepat/PHTC, dan Proyek Strategis Nasional (PSN) akan dikendalikan secara spesifik dan berkisar triwulanan,” ucap Rachmat Pambudy pada Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan, pengendalian dan evaluasi dilakukan sejak perencanaan hingga pelaksanaan guna memastikan capaian target dengan analisis secara cepat, observasi terpadu, dan pendalaman evaluasi program.

Kemudian, dilakukan juga penilaian risiko secara berkala melalui forum pengendalian terpadu bersama Kantor Staff Kepresidenan (KSP), Kementerian Koordinator, Kementerian Dalam Negeri, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPK), serta instansi terkait lainnya.

Menurut dia, hasil dari mekanisme ini adalah rekomendasi tindakan secara cepat, dan memasukkan sebagai bagian dari perbaikan kebijakan di periode-periode yang akan datang.

Baca juga: Bappenas: RI perkuat pelaksanaan SDGs melalui rencana jangka panjang

Sebagai alat pengendali, Bappenas disebut memanfaatkan sistem e-Monev, dan juga Manajemen Risiko Pembangunan Nasional (MRPN) yang menjadi alat mengelola risiko pada program strategi di kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan BUMN.

“Pemantauan implementasi ini akan diintegrasikan dengan sistem e-Monev untuk dilaporkan kepada Presiden,” ungkap Kepala Bappenas.

Adapun contoh dari implementasi pengendalian pembangunan nasional ialah ketika Bappenas melakukan pengendalian terhadap program Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih.

Baca juga: Bappenas: Pembangunan Jakarta harus berorientasi pada keberlanjutan

Pihaknya mencoba identifikasi berbagai bottleneck seperti keterbatasan sumber daya manusia, kesulitan akses permodalan, hingga model bisnis yang belum tersusun.

“Dari hal itu, kami mencoba menyusun rekomendasi yang lebih konkret seperti pelatihan pengelolaan kooperasi, penyusunan aturan akses permodalan, dan pendorongan model bisnis untuk menghadapi potensi risiko yang ada,” kata Rachmat Pambudy.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |