Jakarta (ANTARA) - Tanggal 17 November diperingati sebagai Hari Pelajar Internasional atau Internasional Student's Day oleh masyarakat di seluruh dunia.
Namun di balik peringatan tahunan yang kerap diisi dengan kegiatan inspiratif, tersimpan sebuah kisah kelam tentang keberanian dan pengorbanan para pelajar di masa perang terdahulu.
Maka dari itu, Hari Pelajar Internasional bukan sekadar perayaan akademis biasa, melainkan sebuah penghormatan terhadap ribuan mahasiswa di Praha, Cekoslowakia pada tahun 1939.
Untuk selengkapnya, berikut pembahasan sejarah asal usul Hari Pelajar Internasional.
Sejarah Hari Pelajar Internasional
Dilansir dari berbagai sumber, Hari Pelajar Internasional bermula dari peristiwa kelam yang terjadi pada masa Perang Dunia II di Cekoslowakia.
Peristiwa ini merupakan buntut panjang dari kejamnya Nazi, sebuah partai politik yang berada di bawah kepemimpinan Adolf Hitler dan berkuasa di Jerman sejak 1933 hingga 1945.
Nazi dikenal dengan ideologinya yang ekstrem, termasuk nasionalisme Jerman, rasisme, hingga kebencian terhadap kelompok Yahudi.
Tak hanya itu, mereka juga kerap melakukan kekejaman, termasuk penindasan kepada kelompok minoritas serta ekspansi militer ke negara Eropa lainnya.
Peringatan Hari Pelajar Internasional berakar dari peristiwa para mahasiswa di Universitas Charles, Praha, Cekoslowakia mengadakan demonstrasi untuk memperingati kemerdekaan Republik Cekoslowakia yang ke-21 tahun pada 28 Oktober 1939.
Tak hanya itu, demonstrasi ini juga merupakan bentuk perlawanan damai terhadap pendudukan Nazi.
Namun, demonstrasi yang dilakukan para pelajar justru dibubarkan secara kejam oleh Nazi. Mahasiswa demonstran menjadi korban luka parah hingga penangkapan.
Bahkan, ada satu mahasiswa yang meninggal setelah dua minggu pelaksanaan demonstrasi, tepatnya pada 11 November 1939 karena luka tembakan yang parah. Mahasiswa itu bernama Jan Opletal.
Meninggalnya Jan Opletal menjadi amarah yang besar dari para pelajar terhadap rezim Nazi. Maka dari itu, pada 15 November 1939, sehari sebelum pemakaman Jan Opletal, terjadi aksi demonstrasi kedua untuk melawan Nazi.
Satu hari sebelum pemakaman mahasiswa tersebut, para mahasiswa lain yang berduka telah meminta izin untuk melakukan proses pemakaman melalui pusat kota Praha.
Namun karena prosesi itu menarik perhatian ribuan mahasiswa lainnya, akhirnya prosesi itu berubah menjadi bentuk aksi perlawanan terhadap rezim Nazi.
Aksi demonstrasi itu kembali dibalas secara kejam oleh Nazi untuk menjatuhkan para mahasiswa. Mulai dari menutup universitas-universitas di wilayah Cekoslowakia, menangkap lebih dari 1.200 mahasiswa, dan mengirimnya ke kamp konsentrasi Sachsenhausen.
Belum berhenti di situ, pada 17 November 1939, Nazi pun mengeksekusi sembilan orang, yang terdiri dari 8 mahasiswa dan 1 profesor, tanpa adanya pengadilan terlebih dahulu.
Selang dua tahun kemudian, yakni pada 1941, Dewan Mahasiswa Internasional yang terdiri dari mahasiswa pengungsi, yakni mahasiswa yang melarikan diri dari negara mereka karena penindasan atau perang, menggelar sebuah pertemuan di London, Inggris. Pada kesempatan tersebut, mereka menetapkan 17 November sebagai Hari Pelajar Internasional.
Tanggal itu sendiri dipilih untuk mengenang peristiwa, menghormati para mahasiswa yang dieksekusi pada tanggal tersebut, sekaligus melindungi hak-hak generasi muda pada kepentingan pendidikan.
Pasca Perang Dunia II, peringatan Hari Pelajar Internasional pun mendapatkan perhatian organisasi lainnya, seperti salah satunya International Union of Students.
Sebagai informasi, Republik Cekoslowakia yang menjadi tempat terjadinya peristiwa tragis para pelajar terdahulu, kini telah terpisah secara damai menjadi Republik Ceko dan Republik Slovakia.
Semenjak peristiwa kelam tersebut, kedua negara ini menjadikan tanggal 17 November sebagai hari libur nasional.
Peringatan Hari Pelajar Internasional kerap diisi dengan beragam aktivitas bermanfaat di bidang pendidikan, seperti seminar, aksi solidaritas, diskusi publik, kampanye terkait isu-isu pendidikan yang tengah relevan, ataupun aktivitas akademik bermanfaat lainnya.
Baca juga: Polisi bagikan mawar dan cokelat kepada pelajar di Kelapa Gading
Baca juga: 35 ucapan Hari Pelajar Internasional 2025 yang penuh inspirasi
Baca juga: Konjen Australia di Bali peringati Hari Pendidikan Internasional 2023
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































