Jakarta (ANTARA) - Dalam kalender dunia, tanggal 17 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Prematuritas Sedunia. Hari peringatan ini menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran terhadap jutaan bayi yang lahir sebelum waktunya atau prematur.
Selain itu, tingginya kasus kelahiran prematur yang berisiko mengancam nyawa juga menjadikan peringatan ini sebagai pengingat akan pentingnya ketersediaan fasilitas kesehatan khusus bagi bayi prematur.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sedikitnya 15 juta bayi lahir secara prematur setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 1 juta bayi meninggal akibat komplikasi kelahiran dini.
Angka ini menjadikan prematuritas sebagai salah satu penyebab utama kematian bayi di seluruh dunia.
Bayi yang lahir terlalu cepat umumnya menghadapi risiko medis yang lebih besar, seperti gangguan penglihatan, pendengaran, pernapasan, hingga masalah perkembangan otak.
Banyak juga bayi yang harus menjalani perawatan intensif dalam waktu panjang, sehingga memberikan tekanan emosional hingga finansial bagi keluarga bayi, terutama jika keluarga tersebut berpenghasilan rendah hingga menengah.
Melalui Hari Prematuritas Sedunia, masyarakat global diajak untuk memahami bahwa bayi prematur membutuhkan perhatian dan cinta yang lebih, sementara para orang tua memerlukan dukungan psikososial serta akses kesehatan yang memadai.
Asal usul Hari Prematuritas Sedunia
Melansir dari berbagai sumber, peringatan ini pertama kali diadakan pada 2008 oleh European Foundation for the Care of Newborn Infants (EFCNI), yang kini berkembang menjadi Global Foundation for the Care of Newborn Infants (GFCNI), bersama sejumlah organisasi induk di Eropa.
Inisiatif tersebut kemudian mendapat sambutan luas hingga lintas benua. Beberapa organisasi internasional yang ikut mendukung antara lain, LittleBigSouls (Afrika), March of Dimes (Amerika Serikat), dan National Premmie Foundation (Australia).
Melalui kerja sama berbagai lembaga ini, memperkuat gerakan global untuk mendorong perhatian masyarakat terhadap isu prematuritas.
Hingga pada 17 November 2011, peringatan ini resmi ditetapkan sebagai World Prematurity Day, dan sejak itu dirayakan setiap tahun oleh ribuan masyarakat, lembaga kesehatan, hingga organisasi masyarakat di lebih dari 100 negara.
Memasuki 2025, WHO secara resmi memasukkan Hari Prematuritas Sedunia ke dalam kalender kampanye kesehatan global. Langkah ini menandai pengakuan dunia internasional terhadap urgensi penanganan prematuritas sebagai isu kesehatan publik yang harus ditangani bersama.
Pencantuman ini juga memperluas jangkauan edukasi, advokasi, serta dorongan bagi negara-negara anggota untuk memperbaiki layanan kesehatan ibu dan bayi.
Hari Prematuritas Sedunia identik dengan simbol sepasang kaus kaki bayi berukuran kecil berwarna ungu, yang disusun di antara sembilan kaus kaki berukuran normal.
Simbol ini memiliki pesan yang sebagai berikut:
- Warna ungu melambangkan keistimewaan, kepekaan, harapan, solidaritas, dan cinta untuk bayi prematur serta keluarga mereka.
- Satu kaus kaki kecil dari sepuluh menggambarkan fakta bahwa 1 dari 10 bayi lahir prematur di seluruh dunia.
- Simbol tersebut menjadi pengingat bahwa jutaan bayi menghadapi risiko kesehatan serius sepanjang hidup mereka akibat kelahiran dini.
Di balik angka dan data medis, kelahiran prematur sering kali meninggalkan tekanan yang berat bagi keluarga bayi. Karena itu, Hari Prematuritas Sedunia diharapkan menjadi momen:
- Meningkatkan literasi masyarakat mengenai kelahiran prematur
- Mendorong pemerataan akses perawatan neonatal untuk bayi
- Mengurangi angka prematuritas melalui edukasi kesehatan kehamilan sejak dini
- Memberikan dukungan moral dan sosial bagi keluarga bayi prematur
Baca juga: 35 ucapan Hari Prematuritas Sedunia 2025, penuh kasih sayang dan doa
Baca juga: Bahaya virus RSV bagi bayi prematur
Baca juga: Kegemukan hingga anemia pada ibu hamil berisiko bayi lahir prematur
Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































