Jakarta (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Bank Jatim Tahap I Tahun 2025 dengan nilai maksimal Rp2 triliun, untuk memperkuat struktur pendanaan dan mendukung rencana ekspansi bisnis.
Penerbitan ini merupakan bagian dari program Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I dengan total target penghimpunan dana sebesar Rp5 triliun.
Plt Direktur Utama Bank Jatim Arif Suhirman dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, mengatakan penerbitan obligasi sebagai upaya untuk menjaga likuiditas, memperkuat kapasitas pembiayaan, serta memperluas fungsi intermediasi.
“Dengan modal kerja yang lebih kuat, kami dapat meningkatkan ekspansi kredit ke sektor unggulan dan dapat memberikan yield yang kompetitif bagi perusahaan. Kami ingin memastikan pertumbuhan Bank Jatim berlangsung sehat, terukur, dan memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan,” ujar Arif.
Obligasi ditawarkan dalam dua seri, yaitu Seri A dengan tenor 3 tahun dan Seri B dengan tenor 5 tahun, dengan pembayaran kupon dilakukan setiap triwulan dengan basis perhitungan 30/360.
Masa penawaran awal akan berlangsung pada 1-15 September 2025 dengan tanggal efektif pada 23 September 2025. Selanjutnya, masa penawaran umum direncanakan pada 25-26 September 2025, dengan penjatahan pada 29 September 2025.
“Obligasi ini diperkirakan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2 Oktober 2025,” ujar Arif.
Dalam penerbitannya, Bank Jatim menunjuk empat penjamin pelaksana emisi efek, di antaranyaa PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT BNI Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Maybank Sekuritas Indonesia.
Pefindo telah memberikan peringkat idAA- (Double A Minus) dengan outlook stabil untuk obligasi ini, yang menunjukkan profil risiko rendah serta prospek pertumbuhan Bank Jatim yang terjaga.
“Dana yang dihimpun akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung ekspansi penyaluran kredit dan menjaga likuiditas jangka panjang,” ujar Arif.
Per Juni 2025, Bank Jatim membukukan total aset konsolidasi Rp118,15 triliun, atau meningkat 16,71 persen year on year (yoy) dibandingkan Juni 2024. Laba bersih konsolidasi tumbuh 30,64 persen (yoy) dari Rp621 miliar pada Juni 2024 menjadi Rp811 miliar pada Juni 2025.
Kredit yang disalurkan naik 35,27 persen (yoy) menjadi Rp78,55 triliun pada Juni 2025, sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 13,04 persen menjadi Rp91,6 triliun.
Sesuai Roadmap BPD 2024-2027, Bank Jatim juga terus mengakselerasi transformasi digital, di antaranya mengembangkan layanan digital seperti JConnect Mobile, yang mencatat 880 ribu pengguna per Juni 2025, dengan volume transaksi Rp29,41 triliun.
Kemudian, Agen Jatim berjumlah 14.008 agen dengan transaksi Rp190,06 miliar per Juni 2025. Layanan ini memperluas akses perbankan hingga ke pelosok dan mendukung inklusi keuangan.
Bank Jatim memiliki rekam jejak panjang dalam penerbitan obligasi, yaitu pertama kali pada 1988 senilai Rp25 miliar, kemudian pada 1991 sebesar Rp50 miliar, dan pada 2003 sebesar Rp400 miliar.
Baca juga: Bank Jatim-Bank Lampung teken MoU integrasi KUB dukung ekonomi daerah
Baca juga: Bank Jatim dukung daya saing UMKM binaan lewat misi dagang
Baca juga: Kejati DKI tangkap DPO terkait kasus korupsi Bank Jatim cabang Jakarta
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.