Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan sinergi antara kementeriannya dengan badan baru yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto, yaitu Badan Industri Mineral yang dipimpin oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, Riset dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto.
"Badan Industri Mineral yang kemarin Bapak Presiden bentuk adalah bagian dari konsentrasi pemerintah dalam rangka menerjemahkan sumber daya alam kita, khususnya di tanah jarang (rare earth), logam tanah jarang. Karena itu, Bapak Presiden berpandangan bahwa penting ada satu badan untuk bisa mengelola industri-nya, dan itu Badan Industri Mineral itu dibentuk," kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat ditemui selepas menghadap Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Rabu.
Bahlil mengatakan meskipun Badan Industri Mineral mengurusi logam dan mineral tanah jarang, tetapi secara struktur badan itu tidak berada di bawah Kementerian ESDM, tetapi badan itu melapor langsung kepada Presiden RI.
"Nanti di bawah (badan) itu ada perusahaan milik negara yang akan diberikan tugas untuk mengelola mineral-mineral strategis seperti logam tanah jarang," sambung Bahlil.
Baca juga: Prabowo angkat Brian Yuliarto pimpin Badan Industri Mineral
Bahlil kemudian menyebutkan Kementerian ESDM dalam koordinasi dan sinerginya dengan Badan Industri Mineral tetap pada tugas pokok dan fungsinya, antara lain menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang mineral dan batubara (minerba), termasuk perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan pelaporan, serta pembinaan, pengendalian, dan pengawasan kegiatan pertambangan minerba.
"Tambangnya nanti kita yang akan (regulasi, red.), ESDM yang akan menyerahkan ketika tambang-tambang mana aja yang dibutuhkan oleh negara, karena itu untuk negara. Kembali kepada Pasal 33 (UUD 1945) bahwa seluruh kekayaan yang ada pada kita dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat, bangsa, dan negara," ujar Bahlil Lahadalia.
Presiden Prabowo mengumumkan pembentukan Badan Industri Mineral sekaligus melantik Brian Yuliarto sebagai Kepala Badan Industri Mineral dalam upacara pelantikan sejumlah pejabat baru di Istana Negara, Jakarta, Senin (25/8).
Baca juga: Bahlil sebut logam tanah jarang akan dikelola negara
Selepas acara pelantikan, Brian menjelaskan Badan Industri Mineral dibentuk untuk mengelola industri material strategis, yang terkait salah satunya untuk industri pertahanan.
"Material strategis ini cukup penting untuk kedaulatan bangsa. Di samping itu penting diharapkan bisa meningkatkan ekonomi kita," ujar Brian menjawab pertanyaan wartawan.
Brian menjelaskan Badan Industri Mineral tentunya akan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait dalam menjalankan tugas-tugasnya, termasuk sinergi dengan universitas-universitas.
"Ini diharapkan juga muatan teknologinya akan cukup banyak. Jadi, perkembangan-perkembangan yang ada di perguruan tinggi, terkait dengan mineral jarang itu, diharapkan bisa didorong untuk diaplikasikan di industri," sambung Brian Yuliarto.
Baca juga: Menko Airlangga: Badan Industri Mineral fokus kelola "rare earth"
Baca juga: Brian: Badan Industri Mineral kelola material untuk sektor pertahanan
Baca juga: Sri Mulyani siapkan anggaran untuk dua badan baru dibentuk Prabowo
Pewarta: Genta Tenri Mawangi/Mentari Dwi Gayati
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.