Jakarta (ANTARA) - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan orang tua bahwa anak yang terkena campak harus diisolasi untuk mencegah penularan kepada orang lain.
"Pada prinsipnya, kalau anak kena campak sebaiknya diisolasi...karena risiko penularan tinggi," kata Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A, Subs.IPT(K) di Jakarta, Rabu.
Edi mengingatkan bahwa isolasi pada anak yang terkena campak perlu dilakukan sampai demam turun dan ruam-ruam pada kulit sudah mengalami hiperpigmentasi atau menghitam.
Baca juga: Anak bisa diberikan imunisasi campak sejak usia 9 bulan
Dibandingkan COVID-19, campak memiliki risiko penularan lebih tinggi. Risiko penularan COVID-19 berada pada angka 8-10, sementara campak adalah 12-18.
Jika satu anak terkena campak, maka dia bisa menularkan kepada 12 sampai 18 orang. Sementara pada COVID-19, jika satu orang terkena, dia berisiko menularkan kepada delapan sampai 10 orang.
Virus campak memiliki masa inkubasi 10-12 hari dari virus masuk hingga timbul gejala. Pada anak yang terinfeksi campak, dia akan mengalami demam tinggi pada satu hingga tiga hari pertama.
Baca juga: Tidak benar, vaksinasi campak timbulkan kecacatan
Lalu, pada hari keempat sampai keenam, timbul ruam yang muncul di kepala kemudian menjalar ke bagian tubuh lain. Anak juga mengalami batuk, pilek dan konjungtivitis atau mata merah.
Pada hari ketiga-keempat setelah kemunculan ruam, infeksi campak memasuki masa penyembuhan yang ditandai dengan panas turun dan ruam berkurang. Bekas ruam pada kulit mengalami hiperpigmentasi atau menjadi menghitam, kemudian mengelupas dan jika tidak ada komplikasi, anak akan sembuh.
Edi menyatakan tidak ada perawatan khusus untuk penyakit campak. Untuk mengatasi demam, anak diberikan obat penurun panas dan tidak perlu diberikan obat antiviral. Antibiotik hanya diberikan jika anak mengalami infeksi sekunder.
Baca juga: Campak lebih menular dibanding COVID-19 sehingga anak perlu imunisasi
Ketika anak terkena campak, orang tua harus memastikan asupan hidrasi dan nutrisi cukup. Selain itu, anak juga sebaiknya diberikan vitamin A untuk membantu pembentukan sel rodopsin pada mata yang terkena konjungtivitis dan membantu penyembuhan luka pada kulit.
Edi juga menjelaskan bahwa vitamin A bisa membantu pencegahan replikasi campak. Dosis yang dibutuhkan termasuk tinggi, yaitu 50.000 IU pada usia kurang dari 6 bulan, 100.000 IU pada usia 6-11 bulan dan 200.000 IU pada usia di atas 12 bulan.
Baca juga: Menkes: Perlu akselarasi imunisasi guna cegah campak pada anak-anak
Baca juga: Dinas Kesehatan menetapkan Bangkalan darurat penyakit campak
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.